Sabtu 16 Sep 2017 07:22 WIB

NATO: Isu Rudal Korut Butuh Reaksi Global

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Bilal Ramadhan
Uji coba rudal balistik yang dilengkapi dengan sistem panduan presisi, di lokasi yang dirahasiakan di Utara Korea.
Foto: EPA / KCNA
Uji coba rudal balistik yang dilengkapi dengan sistem panduan presisi, di lokasi yang dirahasiakan di Utara Korea.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg turut merespons peluncuran rudal yang terjadi pada Jumat (15/9). Menurutnya, isu nuklir dan rudal Korut saat ini membutuhkan reaksi dan respons dalam skala global.

"Peluncuran rudal Korut adalah pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB yang sembrono, sebuah ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan internasional yang menuntut sebuah respons global," ujar Stoltenberg melalui akun media sosialnya, seperti dikutip Anadolu Agency.

Seruan Stoltenberg ini juga diutarakan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson. Ia mendesak masyarakat internasional memainkan peran masing-masing guna mengubah arah yang sedang ditapaki Korut. "Kami bekerja untuk memobilisasi opini dunia dengan tujuan mencapai solusi diplomatik terhadap situasi di Semenanjung Korea," kata Johnson.

Awal pekan ini, Dewan Keamanan PBB baru saja merilis sanksi terbaru untuk Pyongyang. Menurut Johnson, sanksi ini harus dipastikan diterapkan secara menyeluruh oleh masyarakat internasional. "Langkah-langkah ini sekarang perlu ditegakkan dengan ketat," ujarnya.

Korut kembali meluncurkan rudal balistik pada Jumat (15/9) pagi waktu setempat. Rudal tersebut melintasi Jepang dan jatuh di laut lepas Hokkaido.Berdasarkan pemantauan militer Korsel rudal tersebut ditembakan Korutdari Sunan, sebuah distrik di dekat Bandara Internasional Pyongyang.

Rudal mencapai ketinggian 770 kilometer dan menempuh jarak 3.700 kilometer. Dengan ketinggian dan jarak tempuh yang berhasil dicapai rudal ini, pangkalan dan basis militer AS di Pasifik, yakni Guam, telah berada dalam jangkauan rudal Korut.

Sebab jarak antara Pyongyang dan Guam hanya sekitar 3.400 kilometer. Guam merupakan target yang sempat hendak diserang Pyongyang namun ditunda eksekusinya oleh Kim Jong-un.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement