Kamis 21 Sep 2017 19:14 WIB

Cina Peringatkan Uji Coba Nuklir Korut

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Lokasi uji coba nuklir Korea Utara
Foto: Youtube
Lokasi uji coba nuklir Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Cina kembali memperingatkan tentang uji coba nuklir Korea Utara. Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan situasi di semenanjung Korea semakin serius dari hari ke hari dan tidak boleh dibiarkan lepas kendali.

Dilansir dari The Independent, Kamis (21/9), Wang Yi menyampaikan kondisi di Semenanjung Korea kepada mitranya dari Jerman Sigmar Gabriel di sela-sela sebuah pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York. Menurut Yi resolusi untuk masalah Korea Utara tidak hanya bisa diselesaikan dengan mengandalkan sanksi yang justru semakin membuat situasi semakin tidak kondusif.

Korea Utara terus mengembangkan program nuklir dan senjata, yang bertentangan dengan larangan PBB. Padatanggal 3 September, pihaknya juga mengumumkan telah melakukan uji coba nuklir keenam dan terbesar.

Beberapa hari kemudian, Dewan Keamanan PBB memberikan suara bulat untuk meningkatkan sanksi terhadap Korea Utara dengan melarang ekspor tekstil dan pembatasan pasokan bahan bakar. Ini adalah resolusi sanksi Dewan Keamanan kesembilan atas rudal balistik Korea Utara dan program nuklir sejak 2006.

Menurut data dari Badan Promosi Perdagangan-Perdagangan Korea, tekstil merupakan ekspor kedua terbesar Korea Utara setelah batubara dan mineral lainnya pada 2016, dengan total pendapatan 752 juta dolar AS. Hampir 80 persen ekspor tekstil masuk ke Cina.

Pejabat AS yang akrab dengan perundingan dewan PBB mengatakan bahwa Korea Utara mengimpor sekitar 4,5 juta barel produk minyak sulingan setiap tahunnya dan 4 juta barel minyak mentah.

Rusia dan Cina sama-sama mengatakan bahwa mereka menghormati sanksi PBB dan telah meminta Amerika Serikat untuk kembali melakukan perundingan dengan Korea Utara.

Presiden AS Donald Trump dalam sidang Majelis Umum PBB dalam pidato terbarunya mengatakan bahwa dia benar-benar akan menghancurkan Korea Utara jika menimbulkan ancaman bagi AS atau sekutu-sekutunya.

.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement