Rabu 27 Sep 2017 09:20 WIB

Trump: Jika Kami Menyerang, Korut akan Sangat Hancur

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump.
Foto: AP/Andrew Harnik
Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Selasa (26/9), kembali memperingatkan Korea Utara (Korut), tindakan militer yang berbahaya siap digunakan untuk menyerang rezim Pyongyang.

Secara khusus, ia mengatakan hal itu menyusul laporan bahwa Korut telah mengerahkan sejumlah jet tempur, berikut dengan tangki bahan bakar eksternal, serta rudal udara ke basis pantai timur.

Basis itu dikenal sebagai salah satu wilayah pertahanan utama Korut. Langkah ini nampaknya dilakukan menyusul ancaman pengebom dari AS yang terbang menggunakan pesawat B1-B di area sekitar pantai timur negara itu, meski disebut tidak berdekatan dengan zona demiliterisasi dengan Korea Selatan (Korsel).

Sejauh ini, citra satelit AS mengamati adanya pesawat tempur Korut dengan jenis Mig-29 yang berada di lokasi basis pantai timur. Namun, belum ada satu pun jet yang membawa tangki bahan bakar eksternal serta rudal yang dianggap berbahaya.

Korut sebelumnya telah mengancam akan menembak jatuh pesawat AS yang terbang dari garis pantai negara mereka pada Senin (25/9). Bahkan, meski saat itu pesawat telah berada di wilayah udara internasional.

Karena itu, Trump juga membalas ancaman Korut dan mengatakan opsi militer yang sangat menghancurkan dengan mudah dapat segera dilakukan. Ia menanggapi bahwa segala bentuk provokasi dapat dibalas segera. "Tentu jika kami mengambil opsi militer itu, Korut akan sangat hancur. Pemimpin Korut Kim Jong-un telah bertindak sangat buruk dan mengeluarkan ancaman yang seharusnya tak pernah dikatakan," ujar Trump dilansir CNN, Rabu (27/9).

Korut telah berulang kali memicu kemarahan internasional atas serangkaian uji coba rudal dan perangkat nuklir yang dilakukan. Pada 3 September negara yang dipimpin Kim Jong-un itu juga melakukan tes terbaru dari bom hidrogen yang disebut dirancang untuk ditempatkan di dalam Peluru Kendali Balistik Antar Benua (ICBM).

Kemudian yang lebih baru adalah pada 15 September lalu. Korut menembakkan rudal balistik ke wilayah utara Jepang. berdasarkan laporan, senjata itu mencapai ketinggian sekitar 770 kilometer atau 478 mil. Jarak yang ditempuh adalah sekitar 3.700 kilometer.

Korut bahkan sebelumnya berencana untuk meluncurkan rudal ke wilayah Guam, AS pada pertengahan Agustus lalu. Namun, Kim Jong-un mengatakan terlebih dahulu hendak mengawasi tindakan AS untuk mencegah bentrokan militer berbahaya.

Selama ini, Korut mengatakan pengembangan program nuklir merupakan alat pertahanan utama. Namun, sejumlah negara di kawasan Semenanjung Korea khususnya Korea Selatan (Korsel) dan Jepang terus merasa khawatir karena menjadi ancaman utama serangan rudal dan senjata berbahaya lainnya.

Dewan Keamanan PBB telah memberikan sanksi terhadap negara itu yang pertama kali dilakukan pada 2006. Kemudian,dewan juga mengeluarkan sebuah resolusi untuk memberlakukan sanksi ekonomi pada 5 Agustus yang membuat pendapatan ekpor yang dimiliki negara terisolasi itu dapat berkurang hingga 3 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement