Sabtu 30 Sep 2017 08:38 WIB

450 Ribu Anak Terancam Kekurangan Gizi Akut di Nigeria

Anak-anak menjadi korban kekerasan Boko Haram di Nigeria. Hampir seperempat juta anak di negara bagian Borno, Nigeria menderita malnutrisi akut.
Foto: Reuters/Afolabi Sotunde
Anak-anak menjadi korban kekerasan Boko Haram di Nigeria. Hampir seperempat juta anak di negara bagian Borno, Nigeria menderita malnutrisi akut.

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Sebanyak 450 ribu anak terancam kekurangan gizi akut di wilayah timur-laut Nigeria, yang dilanda kerusuhan delapan tahun kelompok Boko Haram, kata Dana Anak PBB (UNICEF) pada Jumat (29/9).

Wakil Direktur UNICEF Justin Forsythe, yang melakukan kunjungan tiga hari ke Kota Maiduguri di bagian timur-laut Nigeria, mengatakan kepada wartawan di sana bahwa di antara satu juta anak yang kehilangan rumah akibat kerusuhan, 450 ribu anak yang berusia lima tahun di perkirakan menderita kekurangan gizi akut. Terlebih lagi, sebanyak tiga juta anak dipaksa berhenti sekolah oleh kerusuhan yang dilancarkan Boko Haram.

Forsythe mengatakan kalau berlangsung terus, kerusuhan itu bisa meningkatkan krisis kemanusiaan yang lebih besar.

"Anak-anak di bagian timur-laut hidup dalam ketakutan semacam itu," kata Forsythe, sebagaimana dikutip Xinhua, Sabtu (30/9).

Pejabat UNICEF tersebut telah mengunjungi Maiduguri, Ibu Kota Negara Bagian Borno di bagian timur-laut Nigeria dan pusat kerusuhan Boko Haram, untuk meminta dukungan lebih besar buat anak-anak di wilayah itu. Menurut data badan PBB tersebut, lebih dari 2.295 guru telah tewas dan 19 ribu meninggalkan tempat tinggal mereka sejak 2009, ketika kerusuhan meletus.

"Hampir 1.400 sekolah telah hancur dan kebanyakan tak bisa dibuka akibat kerusakan parah atau gedung sekolah itu berada di daerah yang masih tidak aman," kata Forsythe.

Ia mengatakan UNICEF telah mencatat sebanyak 750 ribu anak di sekolah tahun ini. Ia menambahkan UNICEF mendirikan lebih dari 350 tempat belajar sementara dan akan membagikan 94 ribu paket bahan belajar guna membantu anak-anak memperoleh pendidikan.

Ia mengatakan program penyelamat nyawa yang diperkenalkan oleh badan PBB itu akan mendukung anak-anak di wilayah tersebut dengan jurang pemisah kekurangan dana 40 persen, dan menyeru lebih banyak badan donor internasional agar meningkatkan dukungan mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement