Sabtu 07 Oct 2017 16:45 WIB

Filipina akan Jauhkan Diri dari Korut

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bilal Ramadhan
Bendera Korea Utara.
Foto: Flickr
Bendera Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, ZAMBOANGA CITY -- Menteri Luar Negeri Filipina, Alan Peter Cayetano, mengatakan tidak ada ketenangan dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara (Korut) yang semakin meningkat. Menurutnya, Filipina telah memutuskan untuk menjauhkan diri dari Korut.

Pernyataan itu disampaikan Cayetano setelah terdengar kabar bahwa Korut tengah bersiap untuk melakukan uji coba rudal jarak jauh. Rudal ini diperkirakan dapat mencapai di pantai barat Amerika Serikat (AS).

"Korea Utara terus mengatakan kita adalah teman, mereka adalah teman kami, dan mereka memiliki sikap yang hangat. Tapi mereka tidak memberi kesempatan untuk berunding tentang bagaimana menghentikan program senjata nuklir di sana," kata Cayetano kepada ABS-CBN News.

"Anda tahu pemimpin Korut mengklaim memiliki rudal yang bisa menjangkau AS, namun Anda memiliki pegangan, Anda memiliki Amerika Serikat yang siap melakukan apapun," katanya.

Agustus lalu, Filipina menyuarakan keprihatinannya setelah Korut melepaskan sebuah rudal balistik di atas Jepang dan ke Samudra Pasifik. September lalu, Cayetano mengumumkan pelarangan semua hubungan perdagangan antara Filipina dan Korut, yang juga dikenal sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).

Dia meminta DPRK untuk menghentikan tindakan provokatif yang dapat meningkatkan ketegangan, meningkatkan ketidakstabilan, dan mungkin bisa membahayakan kehidupan. Menurut Cayetano, penghentian hubungan dagang telah sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), yang memberikan sanksi ekonomi terhadap DPRK.

Filipina adalah salah satu mitra dagang terbesar Korut, dengan total perdagangan sekitar 85 juta dolar AS pada tahun lalu. Korut mengimpor sejumlah mesin senilai lebih dari 30 juta dolar AS ke Filipina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement