Jumat 13 Oct 2017 09:24 WIB

UNESCO Dianggap Anti-Israel, AS Pilih Keluar

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
Gedung UNESCO. Ilustrasi
Foto: AP
Gedung UNESCO. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat telah mengumumkan akan keluar dari Organisasi Kebudayaan dan Keilmuwan PBB (UNESCO). Mereka menuduh UNESCO anti-Israel.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan, AS akan membentuk sebuah misi pengamat untuk menggantikan perwakilannya di agen PBB yang berbasis di Paris tersebut.  Israel sekutu AS di Timur Tengah menyebut keputusan Pemerintah AS berani dan bermoral. Israel juga menuduh UNESCO menjadi teater yang tak jelas.

"Perdana menteri menginstruksikan Kementerian Luar Negeri untuk mempersiapkan penarikan Israel dari organisasi tersebut bersama dengan Amerika Serikat," ujar kantor Benjamin Netanyahu seperti dilansir Aljazirah, Jumat, (13/10).

Kepala UNESCO Irina Bokova mengatakan, keluarnya AS dari UNESCO   merupakan kerugian multilateralisme. Ia juga yakin bahwa UNESCO tidak pernah begitu penting bagi AS begitu juga sebaliknya.

"Pada saat konflik terus merobek masyarakat di seluruh dunia, sangat disesalkan AS menarik diri dari badan PBB yang mempromosikan pendidikan untuk perdamaian dan melindungi budaya yang diserang," kata Bokova.

Sekretaris Jendral Palestinian National Initiative Mustafa Barghouti mengatakan, keputusan tersebut menunjukkan bias total Pemerintah AS terhadap Israel. "Perilaku AS ini kontraproduktif dan memalukan," katanya.

"Cepat atau lambat mereka akan melihat Palestina di setiap badan PBB. Apakah  AS akan menanggapi hal itu dengan keluar dari WHO atau World Intellectual Property Organization? Mereka hanya akan menyakiti diri mereka sendiri," ujar Barghouti.

AS marah pada 2011 ketika anggota UNESCO memberikan keanggotaan penuh kepada Palestina, meskipun mendapat tentangan dari sekutunya Israel. Tahun itu AS berhenti membayar organisasi yang beranggotakan 195 orang namun tidak secara resmi mundur.

AS menentang tindakan apapun oleh badan-badan PBB untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara. AS percaya bahwa pembentukan Palestina menjadi sebuah negara harus menunggu kesepakatan damai Timur Tengah yang dinegosiasikan.

Baca juga,  Polisi Israel Tembak Imam Masjid Al-Aqsa Usai Shalat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement