Rabu 22 Nov 2017 16:36 WIB

Mau Divonis, Terdakwa Pembantai Muslim Bosnia Ini Sakit

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Ratko Mladic tiba di pengadilan kejahatan perang.
Foto: AFP
Ratko Mladic tiba di pengadilan kejahatan perang.

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Panglima perang Serbia, Ratko Mladic, diduga bersalah atas insiden genosida dalam konflik Bosnia pada 1992-1995. Namun komandan tentara Serbia Bosnia yang selama beberapa tahun menjadi salah satu buronan paling dicari di dunia ini sekarang berada dalam kondisi kesehatan yang buruk.

Pengacaranya mengatakan Mladic tidak cukup sehat untuk mendengar vonis hukumannya secara langsung. Sementara hakim di Pengadilan Pidana Internasional untuk bekas Yugoslavia (ICTY) di Den Haag telah menolak usulan agar putusan terhadapnya dibatalkan.

Kasus kejahatan perang ini paling signifikan di Eropa, yang memakan waktu persidangan hingga 530 kali dalam empat tahun. ICTY telah mendengarkan keterangan dari 591 saksi dan memeriksa 10 ribu barang bukti dari 106 tindak kejahatan yang berbeda. Dalam peristiwa ini, lebih dari 7.000 anak laki-laki dan laki-laki Muslim dewasa terbunuh.

Para pakar hukum mengatakan Mladic hampir pasti dinyatakan bersalah karena telah melakukan genosida dalam pembantaian di Srebrenica pada Juli 1995. Dalam sebuah rekaman video, Mladic terlihat memberi perintah kepada pasukannya untuk memisahkan laki-laki dewasa dan anak laki-laki dari keluarga mereka, sesaat sebelum eksekusi dimulai.

"Dia jelas merupakan sosok penjahat bagi banyak orang, bagi banyak korban selamat, dan bagi banyak korban tewas. Karena itulah pengadilan ini sangat penting karena akan membawa keadilan bagi orang-orang yang telah menunggu selama bertahun-tahun ini," ujar Serge Brammertz, kepala jaksa ICTY, kepada The Guardian.

Brammertz turut mengawasi pemburuan Mladi selama tahun-tahun terakhir ke persembunyiannya, serta pengajuan tuntutan terhadapnya. "Kasus Mladi pasti menjadi salah satu kasus yang paling penting di pengadilan ini. Dia telah bertahun-tahun kabur, dan saya ingat ketika 2008, semua orang pesimistis dapat menemukan Mladi," jelasnya.

Mladic pertama kali didakwa pada 1995, namun saat itu NATO yang mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Bosnia setelah perang tidak tertarik untuk menangkapnya. Mereka khawatir hal itu akan kembali menimbulkan pertempuran besar dan pertumpahan darah.

Setelah pasukan khusus Inggris, AS, Prancis, dan Jerman meningkatkan upaya mereka untuk berburu penjahat perang pada 1997, Mladic bersembunyi. Ia ternyata ada di Serbia dan mendapat perlindungan dari tentara.

Brammertz mengatakan, Eropa kemudian meminta Serbia untuk menyerahkan tersangka kejahatan perang yang ada dalam daftar ICTY. Mladic akhirnya ditemukan oleh polisi Serbia pada Mei 2011 dalam keadaan yang menyedihkan di rumah sepupunya di dekat perbatasan dengan Rumania.

Persidangan Mladic adalah persidangan terakhir yang harus didengar oleh ICTY. Di Bosnia, putusan tersebut akan diawasi ketat untuk melihat apakah Mladic juga bersalah telah melakukan genosida dalam pembantaian massal di tempat lain di Bosnia, seperti di Prijedor. Di sini pasukan Serbia Bosnia dilaporkan telah membunuh ribuan Muslim dan warga Kroasia di kamp penjara yang mengerikan.

Pemimpin politik Serbia Bosnia, Radovan Karadi, juga telah dihukum atas tuduhan genosida pada tahun lalu. Karadi dinyatakan bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan dalam pembunuhan massal di lokasi-lokasi selain Srebrenica, yang telah menyebabkan kemarahan di kalangan Bosniaks (Muslim Bosnia). Mereka juga mengaku kecewa karena Karadi hanya dihukum 40 tahun penjara, bukan hukuman seumur hidup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement