Rabu 10 Jan 2018 01:27 WIB

Hungaria: Pengungsi Muslim Itu Penyerbu

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Pengungsi Suriah berjalan di kamp pengungsian di Irak
Foto: AFP
Pengungsi Suriah berjalan di kamp pengungsian di Irak

REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban menyebut pengungsi Muslim sebagai orang yang menginvasi untuk mencari kehidupan lebih baik, Selasa (9/1). Ia menyampaikan hal ini saat ditanya alasan mengapa Hongaria tak mau menerima pengungsi.

"Kami tidak menganggap mereka pengungsi, mereka adalah penyerbu," kata dia pada surat kabar Bild, Jerman. Para pencari suaka ini dinilai sebagai orang yang akan merusak tatanan yang selama ini dibangun.

Para pencari suaka harus melewati empat negara agar bisa mencapai Hungaria dari Suriah. Viktor mengatakan negaranya memang tidak kaya seperti Jerman, namun tetap stabil secara ekonomi.

"Mereka bukan sedang menyelamatkan diri mereka, mereka pergi untuk mencari kehidupan yang lebih baik," kata dia. Sehingga, otoritas Hungaria lebih memilih menyebut mereka migran ekonomi daripada pengungsi.

Untuk menguatkan argumen, Orban mengatakan para pengungsi ini tidak mau ke Portugal. Mereka lebih menginginkan Jerman yang kaya dan sejahtera. Dari sisi Eropa, ini masalah politis namun secara sosiologi ini masalah Jerman.

Menurutnya, fenomena yang terjadi adalah gelombang invasi. "Ketika seseorang ingin masuk rumah Anda, mereka ketuk pintu tapi ini mereka menerobos secara ilegal," kata dia.

Selain itu, Orban mengatakan ia hanya menyuarakan keinginan mayoritas penduduk yang tidak ingin ada imigran. Dalam pandangannya, pemerintah tidak bisa bertindak melawan keinginan rakyat.

Pada September 2016, Hungaria mengklaim bahwa pagar di perbatasannya dengan Kroasia dan Serbia telah membantu menekan aliran migrasi sekitar 99 persen sejak 2015. Namun pembangunan pagar itu dikritik negara lain di Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement