Sabtu 14 Aug 2010 03:46 WIB

Laksamana Cina Sebut Latihan Militer AS-Korsel Provokatif

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Keputusan Amerika Serikat untuk menggunakan kapal induk bertenaga nuklir dalam latihan bersama angkatan laut dengan Korea Selatan merupakan "provokasi terbaru" terhadap Cina dan negara-negara tetangganya, kata pejabat senior angkatan laut, Jumat (13/8). Dalam komentarnya yang diterbitkan di surat kabar resmi China Daily, Laksamana Madya Yang Yi mengatakan, Washington akan "membayar harga untuk keputusannya yang kacau" atas keiikutsertaannya pada latihan di dekat wilayah Cina, yang ditentang Beijing."

Yang juga memperingatkan bahwa tindakan itu "tidak bijaksana" karena menekan negara berpenduduk 1,3 miliar. Ia mencatat bahwa ada ruang lingkup yang luas bagi kerja sama angkatan laut AS-Cina dan seharusnya Washington memilih rute tersebut dengan hati-hati.

Pada pekan lalu, juru bicara Pentagon, Geoof Morrell, mengatakan, latihan bersama AS-Korea Selatan mendatang akan melibatkan kapal induk bertenaga nuklir, USS George Washington, di Laut Kuning yang memisahkan semenjanjung Korea dari Cina. "Ini akan menjadi provokasi terbaru setelah serangkaian kegiatan gabungan AS-Korea Selatan yang telah menyebabkan ketegangan-ketegangan di Asia Timur," kata Yang.

"Menyinggung rakyat Cina adalah bukan kepentingan mendasar AS," kata kata  mantan direktur Lembaga Pengkajian Strategis pada Universitas Pertahanan Nasional Tentara Pembebasan Rakyat.

Cina adalah sekutu terdekat sekaligus mitra perdagangan utama Korea Utara. Beijing juga telah menolak bergabung dalam kecaman internasional terhadap Pyongyang atas insiden tenggelamnya kapal Korsel, Cheonan.

Beijing telah menyatakan keprihatinan atas latihan militer AS-Korsel pada 25-28 Juli, yang semula diduga akan diselenggarakan di Laut Kuning, namun kemudian dipindahkan ke Laut Jepang setelah muncul protes dari negara pagoda itu.

Cina menggelar kekuatan angkatan laut, udara dan artilerinya pada latihan akhir bulan lalu itu. Hingga kini, belum jelas apakah latihan-latihan itu telah dirancang sebelumnya atau sebagai tanggapan atas latihan militer AS-Korea Selatan.

Para pejabat AS khawatir bahwa Beijing bersikap lebih sombong di Lautan Pasifik, yang akan bisa memotong dominasi lama kekuatan angkatan laut Amerika di Asia. Cina mengklaim terus meningkatkan pembangunan militernya semata-mata untuk pertahanan nasional, dan tidak ditujukan sebagai ancaman terhadap negara lain.

sumber : Ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement