Jumat 04 Apr 2014 06:50 WIB

Rencana Pembebasan Mata-Mata Israel Disambut Gembira

Rep: Gita Amanda/ Red: Fernan Rahadi
Jonathan Pollard
Foto: telegraph.co.uk
Jonathan Pollard

REPUBLIKA.CO.ID, NAZARETH -- Laporan bahwa Washington menawarkan untuk membebaskan mata-mata paling terkenal Israel, Jonathan Pollard, membawa kegembiraan di besar di antara pejabat keamanan Israel. Selama ini Amerika Serikat selalu keberatan melepaskan Pollard, yang telah dipenjara selama 29 tahun.

Dilansir Aljazirah, Pollard telah divonis bersalah karena membocorkan ribuan dokumen rahasia AS ke Israel, saat bertugas di intelijen angkatan laut AS. Pollard memenuhi syarat untuk sidang pembebasan bersyarat tahun ini.

Pembebasan Pollard merupakan upaya terakhir pemerintahan Presiden AS Barack Obama untuk mencegah runtuhnya perundingan Israel-Palestina. Washington ingin membujuk Israel dan kepemimpinan Palestina untuk memperpanjang jadwal negosiasi sampai setidaknya akhir tahun.

Seorang ilmuwan politik Israel di Universitas Ben Gurion di Beersheva, Neve Gordon, mengatakan Israel telah mengubah Pollard menjadi 'simbol kuat'. Israel tak akan membiarkan Pollard membusuk di penjara. Israel juga merasa Pollard telah di penjara terlalu lama dan menderita terlalu banyak.

Pollard merupakan seorang Yahudi Amerika, yang diberi kewarganegaraan oleh Israel pada tahun 1995. Ia berperan sebagai mata-mata resmi Israel, yang dikonfirmasi tiga tahun kemudian. Permintaan grasi untuk Pollard, telah ditolak oleh pemerintah AS sebelumnya.

Kini Obama tengah mempertimbangkan untuk membebaskan Pollard, sebagai imbalan atas persetujuan Israel membebaskan 26 tahanan Palestina. Israel juga diminta menghentikan pembangunan pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki, demi memuluskan pembicaraan damai dengan Otoritas Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement