Sabtu 02 Aug 2014 21:32 WIB

Israel Licik, Teken Gencatan Senjata, Hancurkan Terowongan Hamas

Rep: C92/ Red: Taufik Rachman
Seorang Warga Palestina menangis di depan reruntuhan rumahnya yang hancur dibom Israel di Beit Hanun, utara Jalur Gaza, Jumat(1/8).
Seorang Warga Palestina menangis di depan reruntuhan rumahnya yang hancur dibom Israel di Beit Hanun, utara Jalur Gaza, Jumat(1/8).

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Israel terbukti licik.  Dengan dukungan Amerika Serikat (AS), Israel mengatakan tentara angkatan daratnya akan terus memburu terowongan-terowongan di daerah lintas perbatasan. Pihak militer Israel mengatakan, lebih dari 30 terowongan dan puluhan akses cabang telah ditemukan dan kini sedang diledakkan.

“Pemahaman kami adalah, bahwa tujuan kami yang paling penting untuk menghancurkan terowongan-terowongan itu hampir selesai,” kata juru bicara militer Israel, Peter Lerner.

Israel telah lama menyampaikan kekhawatiran mereka bahwa para gerilyawan Palestina akan mencoba menangkap seorang tentara atau warga sipil mereka. Kekhawatiran ini cukup beralasan. Tahun 2011, Israel terpaksa membebaskan lebih dari 1.000 tahanan Palestina untuk ditukar dengan seorang tentara yang ditangkap Hamas, Gilad Shalit.

Shalit baru dibebaskan setelah ditangkap lima tahun sebelumnya. Sebelumnya, Israel juga telah dua kali membebaskan tahanan untuk ditukar dengan mayat tentara mereka yang dibawa oleh gerilyawan Hizbullah Lebanon.

Pasukan bersenjata Hamas yang tersebar untuk berperang di berbagai distrik di Gaza, seringkali terisolasi.  Karena itu mereka menggali terowongan-terowongan di daerah lintas perbatasan. Hamas mengatakan, manuver yang terus dilakukan oleh tentara Israel adalah bentuk provokasi.

“Kami diberitahu mediator yang berpartisipasi dalam gencatan senjata kemanusiaan tentang persetujuan kami untuk melakukan gencatan senjata terhadap kota-kota dan permukiman Zionis, dan bahwa kami tidak bisa secara operasional melakukan gencatan senjata melawan tentara Israel di Jalur Gaza yang beroperasi dan bergerak terus menerus,” kata Qassam.

“Pasukan musuh bisa dengan mudah melakukan kontak dengan penyergap yang kami kerahkan, dimana itu akan menyebabkan bentrokan.” lanjut mereka.

Penduduk Rafah mengatakan, mereka menerima peringatan telepon dari Israel untuk tetap tinggal di rumah selama pertempuran. Para petugas medis hari ini menghitung setidaknya lusinan rumah hancur dan keluarga yang tinggal di sana kehilangan dua hingga delapan anggota yang tewas.

“Rasanya seperti film laga. Ledakan dimana-mana, mobil terbang terbakar, orang-orang terhimpit di bawah rumah-rumah yang dibom,” kata seorang penduduk lokal, Bassim Abed kepada Reuters. “Ini keajaiban saya bisa lolos dari tempat itu. Keajaiban lain saya tidak mati ketakutan.”

Anggota parlemen Palestina dari partai Fatah, Ashraf Goma mengatakan, 50.000 orang di desa-desa sebelah timur kota telah mengungsi. Dia menuduh Israel melakukan kejahatan perang. Israel meluncurkan serangan darat dan udara pada 8 Juli diikuti roket-roket salvo Hamas dan gerilyawan lainnya di daerah lintas perbatasan. Serangan itu meningkat menjadi serangan darat yang berpusat di sepanjang terowongan, namun sering mendorong ke daerah permukiman dan kantong penduduk.

Para pejabat Palestina mengatakan, 1.653 warga Gaza yang mayoritas warga sipil telah meninggal dunia. 63 tentara Israel telah tewas, dan roket Palestina telah membunuh tiga warga sipil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement