REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Niat Swedia dalam mendukung kemerdekaan Palestina tampaknya tidak main-main. Setelah mengakui negara Palestina pada Oktober lalu, negara Skandinavia ini secara resmi membuka Kantor Kedutaan Besar Palestina di Stockholm, Swedia, pada Selasa (10/2), malam. Itu adalah keduaan Palestina pertama di Eropa Barat.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas bersama dengan Menteri Luar Negeri Swedia, Margot Wallstrom menghadiri upacara peresmian kedutaan Palestina di Stockholm. Selain itu, Abbas juga bertemu dengan Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven.
Pada Oktober, Swedia menjadi negara Eropa Barat pertama yang mengakui Palestina. Kemarin, Lofven menekankan, pengakuan Swedia datang dengan tanggung jawab.
"Menurut kami, Palestina sekarang adalah sebuah negara. Harapan kita dari Palestina dan kepemimpinan mereka akan terus meningkat, "kata Lofven kepada wartawan selama kunjungan Abbas ke Stockholm seperti dikutip New Europe, Rabu (11/2).
Lofven mengumumkan, Swedia akan meningkatkan bantuan keuangan kepada Palestina sebesar 50 persen. Artinya, bantuan Swedia ke Palestina menjadi 1,5 miliar krona Swedia selama lima tahun ke depan.
PM Swedia juga akan membantu pemerintah Palestina melakukan reformasi terutama korupsi di daerah, kesetaraan gender, dan hak asasi manusia.
Keputusan Swedia ini lagi-lagi membuat kesal Israel. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nachshon menyayangkan keputusan Swedia yang membuka kantor Kedutaan Palestina di negaranya.
"Keputusan ini merupakan konsekuensi disayangkan dari kebijakan keliru yang diterapkan oleh pemerintah Swedia. Ini tidak ada gunanya dan tentu saja tidak memajukan kita dalam negosiasi. "