Senin 15 Jun 2015 22:32 WIB

Netanyahu: Membaca Laporan Perang Gaza Buang-Buang Waktu!

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: AP Photo
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad (14/6) mengatakan membaca laporan Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mengenai dugaan kejahatan perang oleh Israel selama agresi ke Jalur Gaza "akan buang-buang waktu".

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Perdana Menteri Israel, Netanyahu menyatakan UNHCR akan menjadi "lembaga yang bermusuhan, tidak objektif berkenaan dengan Israel", dalam penolakan yang mendahului penyiaran laporan UNHCR, yang diperkirakan dilakukan pada 29 Juli.

"Kami akan bertindak di mana saja dan sebagaimana diperlukan untuk menghadapi pernyataan palsu dan gagasan anti-Israel," kata Netanyahu kepada para menterinya pad awal pertemuan mingguan kabinet di Jerusalem, sebagaimana dikutip Xinhua Senin (15/6).

Ia mengeluarkan pernyataan tersebut sebelum disiarkannya laporan tandingan Israel mengenai agresi militer ke Jalur Gaza. Kementerian Luar Negeri Israel berencana mengeluarkan laporan tandingan itu pada Ahad malam dalam upaya menghadapi kecaman mengenai laporan mendatang UNHCR.

Laporan Israel setebal 50 halaman tersebut berkilah tindakan Israel selama agresi militer 50-hari "sesuai hukum", dan menuduh HAMAS, organisasi fanatik yang menguasai HAMAS, "melakukan kejahatan perang" terhadap warga Israel, kata pernyataan itu.

Pada Agustus, UNHCR menunjuk satu tim internasional yang dipimpin William Schabas, profesor Kanada di bidang hukum internasional, untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang selama agresi militer Israel ke Jalur Gaza.

Israel, yang khawatir terhadap kecaman internasional, telah melancarkan lobi untuk melawan komite tersebut, dan menuduh organisasi itu "bias". Pada Februari, Schabas mengatakan ia akan mundur di tengah tekanan kuat.

Operasi militer itu, yang dilancarkan oleh Israel ke Jalur Gaza, menewaskan 2.200 orang Palestina, termasuk sedikitnya 1.492 warga sipil, demikian data dari PBB. Di pihak Israel, 67 prajurit tewas termasuk lima warga sipil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement