Kamis 23 Jul 2015 07:32 WIB

Palestina Lanjutkan Penyelidikan Kematian Arafat

Warga Palestina masih mengelu-elukan Yasser Arafat dalam perayaan milad PLO.
Foto: www.aljazeera.com
Warga Palestina masih mengelu-elukan Yasser Arafat dalam perayaan milad PLO.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Komisi penyelidikan Palestina akan melakukan misi untuk menyelidiki kondisi kematian presiden Palestina Yasser Arafat. Keputusan komisi tersebut disampaikan dalam pernyataan pers resmi yang dikirim melalui surel setelah Jaksa Agung Prancis pada Rabu pagi memutuskan untuk menutup fail mengenai penyelidikan penyebab kematian Arafat.

"Komisi tersebut pada waktu lalu dan masih melaksanakan pekerjaan profesional murninya dalam proses penyelidikan, baik tindakan hukum atau penyelidikan lain dibuat atau dilakukan di negara lain," kata pernyataan itu.

Komisi penyelidikan tersebut juga mengatakan misinya dilaksanakan sejalan dengan hukum berdasarkan jurisdiksi Palestina, demikian laporan Xinhua, Kamis pagi. Ditambahkannya, itu hanya akan berjalan pada arah itu dan "takkan pernah berhenti sampai kebenaran dicapai".

Pada Rabu pagi, Jaksa Agung Prancis memutuskan untuk menutup fail mengenai penyelidikan kematian Arafat dan sama sekali tak menindak-lanjuti penyelidikan apa pun. Komisi Palestina tersebut menyatakan komisi menuntut bantuan para ahli dari beberapa negara untuk mengetahui faksi atau petunjuk yang berkaitan dengan penyebab kematian Arafat.

Pada Desember 2013, komisi Rusia dan Swiss yang menyelidikii kematian Arafat mengatakan dalam laporan terpisah bahwa Arafat tampaknya diracuni dengan radioaktif polonium-210. Namun, temuan itu tidak secara meyakinkan menyatakan bahwa keracuan adalah penyebab akhir kematian Arafat pada usia 75 tahun.

Pada saat itu, Tawfiq At-Tirrawi, pemimpin komisi tersebut, menuduh Israel sebagai tersangka utama, mendasar dan satu-satunya. Pernyataannya dikeluarkan setelah laporan media Prancis bahwa para ahli Prancis mengesampingkan pendapat umum Arafat diracuni hingga meninggal.

Arafat meninggal di satu rumah sakit Prancis di dekat Paris, tempat ia telah menerima perawatan selama dua pekan setelah jatuh sakit di markasnya yang dikepung Israel di Tepi Barat Sungai Jordan pada November 2014.

Pada 2012, para ahli Swis, Rusia dan Prancis menggali kuburan dan mengeluarkan jenazah Arafat dan mengambil sampel dari jenazahnya untuk penyelidikan lebih lanjut.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement