Jumat 24 Mar 2017 16:24 WIB

Pembicaraan AS-Israel Soal Permukiman Berakhir tanpa Kesepakatan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Utusan Presiden Donald Trump untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, 13 Maret 2017.
Foto: Matty Stern/U.S. Embassy Tel Aviv/Handout via REUTERS
Utusan Presiden Donald Trump untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, 13 Maret 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Setelah menggelar pertemuan tingkat tinggi di Washington, pembicaraan antara perwakilan Pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan Israel terkait diplomasi damai Israel-Palestina berakhir tanpa kesepakatan. Dalam pertemuan tersebut, salah satu yang dibahas adalah perihal tindakan Israel yang terus membangun permukiman untuk warga Yahudi di tanah Palestina.

Utusan Presiden Donald Trump untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt, mengatakan, selama pertemuan tingkat tinggi tersebut terjalin diskusi yang cukup intensif. "Diskusi intensif dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Penasihat Kebijakan Luar Negeri Jonathan Schacter," ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Greenblatt menegaskan kembali kekhawatiran Presiden Trump terkait kegiatan pembangunan permukiman yang dilakukan Israel. "Delegasi AS menegaskan kekhawatiran Presiden Trump soal kegiatan permukiman (Israel) dalam konteks menuju perjanjian perdamaian," ujarnya.

Delegasi Israel mengatakan, akan maju untuk mengadopsi kebijakan mengenai kegiatan permukiman yang notabene menjadi kekhawatiran dan pertimbangan AS.

Kendati demikian, seusai pertemuan tingkat tinggi tersebut tidak ada suatu kesepakatan yang tercapai. Dalam konteks ini adalah kehendak Israel yang akan tetap membangun permukiman dan nasib tanah Palestina di sisi lainnya.

Pembicaraan damai antara Israel dan Palestina telah dibekukan sejak 2014. Saat ini isu permukiman Israel yang dibangun di atas tanah Palestina merupakan masalah yang paling disorot, termasuk oleh AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement