Senin 08 May 2017 16:16 WIB

Polisi Israel Tembak Mati Remaja Perempuan Palestina

 Seorang wanita Palestina berunjuk rasa menentang aksi polisi Israel (Ilustrasi)
Foto: Reuters/Ammar Awad
Seorang wanita Palestina berunjuk rasa menentang aksi polisi Israel (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Polisi paramiliter Israel menembak hingga tewas seorang remaja perempuan Palestina yang memegang pisau dan mencoba menyerang mereka di pintu masuk kota tua Jerusalem pada Ahad (7/5). insiden ini merupakan peristiwa terbaru dalam serangkaian serangan jalanan sporadis selama 19 bulan terakhir yang dilakukan oleh warga Palestina terhadap warga Israel.

Juru bicara pihak kepolisian Luba Samri mengatakan, sebilah pisau ditemukan dari tempat kejadian bersama dengan surat perpisahan dari remaja itu kepada keluarganya mengutip sebuah ayat dari Alquran yang diakhiri dengan kata "shahida" - bahasa Arab untuk martir. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa gadis yang meninggal itu bernama Fatima Hjeiji, 16 tahun berasal dari sebuah kota di dekat Ramallah, Tepi Barat.

Sedikitnya, 243 warga Palestina telah tewas dalam gelombang kekerasan sporadis di Jerusalem dan Tepi Barat, Israel, sejak Oktober 2015. Israel menuduh aksi kekerasan itu merupakan hasutan dari para petinggi Palestina dan mengatakan bahwa setidaknya 164 warga Palestina terbunuh atas dugaan tindak penikaman, penembakan atau serangan dengan menabrakkan mobil. Warga palestina lainnya tewas dalam bentrokan dan demonstrasi.

Pada periode kekerasan yang sama, 37 warga Israel, dua turis warga negara Amerika Serikat serta seorang mahasiswi Inggris tewas. Kekerabatan dari aksi serangan telah melambat namun belum berakhir.

Israel menuduh, pemimpin Palestina menghasut tindak kekerasan. Pihak berwenang Palestina, membantah hasutan dan dan balik menuduh bahwa dalam banyak kasus, Israel telah menggunakan kekuatan yang berlebihan dalam menggagalkannya aksi penyerangan bersenjata yang hanya menggunakan senjata sederhana.

Israel merebut daerah tersebut dalam perang Timur Tengah pada 1967, dan memberlakukan pembatasan ketat terhadap pergerakan warga Palestina di beberapa daerah, terutama di pos Tepi Barat yang berbatasan dengan Israel. Putaran terakhir perundingan perdamaian berakhir pada 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement