Senin 17 Jul 2017 09:18 WIB

Imam Besar Masjid New York Sayangkan Penutupan Al Aqsha

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Imam Besar Masjid Newe York Muhammad Syamsi Ali.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Imam Besar Masjid Newe York Muhammad Syamsi Ali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid New York Shamsi Ali menyayangkan, penutupan Masjid Al-Aqsa oleh penguasa Israel pada Jumat (14/7) lalu. Ia pun berharap, pemerintah Israel segera sadar atas tindakannya terhadap tempat suci ketiga umat Islam tersebut.

"Saya kira itu sangat disayangkan dan kita harapkan pemerintah Israel segera sadar bahwa dengan perilaku dan tindakan seperti itu, kemarahan akan menjadi semakin meningkat di mana-mana," ujar Shamsi usai jadi pembicara seminar iHAQi di Menara 165, Jakarta Selatan, Ahad (16/7).

Shamsi mengatakan, bahwa jika ingin menyelesaikan konflik di dua negara tersebut, maka Israel harus lah bersikap lebih adil kepada umat Islam yang tinggal di Palestina. "Karena itu, kalau ingin menyelesaikan permasalahan kekerasan di Palestina dan Israel, Israel harus lebih adil lagi. Mereka harus mengakomodir bahwa orang Palestina itu manusia-manusia yang punya hak," ucapnya.

Selian itu, menurut dia, Israel juga harus memberikan kebebasan dan kemerdekaan bagi warga negara Palestina jika memang menjunjung tinggi demokrasi. Namun, pada kenyataannya, meskipun dikritik oleh kalangan aktivis Internasioanal, Israel tetap saja melakukan tindakan kejam terhadap warga Palestina.

"Kalau Israel memang menjunjung tinggi demokrasi maka Israel harus segera memberikan kebebebasan dan kemerdekaan bagi Palestina," katanya.

Ia menambahkan, jika Israel tetap bersikap seweng-wenang terhadap warga Palestina yang notabene berpenduduk mayoritas Islam maka Israel kelak akan semakin buruk di mata dunia.  "Saya kira itu merusak diri sendiri (Israel). Karena itu, kalau Israel mau aman, kalau ingin diakui dunia saya kira harus melakukan perubahan. Dan perubahan terbesar adalah Israel harus segera memberikan kemerdekaan pada warga Palestina," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement