Jumat 21 Jul 2017 15:51 WIB

Anak Palestina tak Akui Ada Negara Israel

Rep: MUHYIDDIN/ Red: Ilham Tirta
Kota tua Jerusalem
Foto: ,
Kota tua Jerusalem

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhyiddin Junaidi mengatakan, Israel kerap menganggu ketenangan warga Palestina karena ingin memindahkan ibu kotanya dari Tel Aviv ke Yerusalem. Terakhir, Israel sempat menganggu warga Palestina dengan menutup Masjid Al-Aqsha.

"Proyeksinya Israel untuk menguasai Al-Quds Al Syarif (Masjidil Aqsa) dan memindahkan semua kedutaan besar, untuk pindah ke Yerusalem dan akan menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota negara zionis," ujar dia di Jakarta, Jumat (21/7).

Bahkan, menurut dia, konon Kedutaan Besar Amerika juga sudah siap-siap untuk pindah ke Yerussalem. Namun, berdasarkan penulusuran Republika.co.id, anak-anak Palestina tidak mengakui bahwa Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel. Bahkan, anak-anak Palestina tidah pernah mengakui Israel sebagai negara.

Fakta itu dapat dilihat dalam sebuah video eksperimen berjudul spirit of Aqsa. Dalam video tersebut, seorang pria berniat menguji dengan cara mengajukan pertanyaan kepada anak-anak Palestina. Ia bahkan mengiming-imingi hadiah jika anak-anak Palestina mengucapkan bahwa Al Quds adalah Ibu Kota Israel.

Sayangnya, dari delapan anak kecil yang diwawancarai tidak ada yang mau mengatakan bahwa Yerussalem adalah Ibu Kota Israel. Seorang anak bernama Sami Yusuf Guraib misalnya, saat ditanya apa Ibu Kota Mesir? ia menjawab Kairo. Namun, saat ditanya apa Ibu Kota Israel? ia bahkan tak mengakui Israel sebagai sebuah negara.

"Israel? apa itu Israel?" katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement