Jumat 28 Jul 2017 17:33 WIB

ICMI: Pemimpin Dunia Harus Bersatu Selamatkan Palestina

Warga Palestina bentrok dengan polisi Israel usai melaksanakan Shalat Jumat di jalan menuju kompleks Masjid Aqsha yang diblokir polisi Israel di Kota Tua Yerusalem, Jumat (21/7)
Foto: Ronen Zvulun/Reuters
Warga Palestina bentrok dengan polisi Israel usai melaksanakan Shalat Jumat di jalan menuju kompleks Masjid Aqsha yang diblokir polisi Israel di Kota Tua Yerusalem, Jumat (21/7)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengatakan para pemimpin dunia harus  bersatu menyelamatkan warga Palestina. ICMI menganggap tindakan Israel terus mengintimidasi warga Palestina merupakan penjajahan yang sudah tidak boleh ada lagi di dunia.

Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie melalui siaran pers yang di Jakarta, Jumat, mengatakan persolan tersebut jangan hanya dijadikan sebagai isu krusial umat Islam, tetapi soal kemanusiaan.

"Umat manusia harus melawan kebiadaban Israel. Baitulmaqdis itu warisan nenek moyang tiga agama, termasuk orang Islam, Kristen, dan orang Yahudi pun harus melawan kebiadaban pemerintahan Israel," kata Jimly.

Terkait dengan sikap pemerintah Indonesia, kata Jimly, ICMI berharap agar lebih agresif dan inisiatif menyelesaikan konflik Israel dan Palestina yang sudah relatif lama berlangsung.

"Bersama kekuatan negara-negara lain, seperti Turki atau Mesir, saya rasa bisa bekerjasama mengambil inisiatif untuk menggerakkan solidaritas dunia, menyelesaikan masalah Palestina," katanya.

Jimly berpendapat, koalisi dari para pemimpin negara di dunia dapat dibentuk guna menyelesaikan konflk dan segera memberikan kemerdekaan untuk Palestina. Dengan dimotori Indonesia dan Amerika, negara-negara dari Timur Tengah dan Eropa.

"Amerika sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan bersama Indonesia dengan mayoritas beragama Islam dan juga negara-negara lain, baik di Eropa, Amerika, maupun Timur Tengah, itu bisa membangun sebuah 'Koalisi Abrahamic' untuk menyelesaikan masalah Israel dan Palestina," ujarnya. 

Jimly menilai masalah kemanusiaan di dunia, khususnya hubungan antara Islam dan Barat, seperti konflik Israel dan Palestina, dapat saja tuntas bila para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, bersikap netral.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement