Selasa 05 Dec 2017 13:01 WIB

Menlu Retno: Perubahan Status Yerusalem Bahayakan Perdamaian

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memaparkan pencapaian tiga tahun politik luar negeri Kabinet Kerja di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (26/10).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memaparkan pencapaian tiga tahun politik luar negeri Kabinet Kerja di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi membuka acara seminar dan pameran foto Palestina di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (5/12). Dalam pidato pembukaannya, Menlu menyinggung perihal rencana Amerika Serikat (AS) mengakui Yerusalem sebagai bagian dari Israel.

Menlu Retno menyatakan rencana AS terkait Yerusalem dapat membahayakan proses perdamaian antara Palestina dan Israel. "Perubahan status Yerusalem dapat membahayakan proses perdamaian dan membahayakan perdamaian itu sendiri," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno juga menyinggung tentang diterbitkannya sebuah komunike seusai digelarnya pertemuan Komite Perwakilan Permanen Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi, kemarin.

"Saya ingin menggarisbawahi satu dari beberapa komunike tersebut yang berbunyi, memanggil semua negara agar mematuhi resolusi legalitas internasional di kota Al-Quds (Yerusalem), yang merupakan bagian dari wilayah-wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1967," kata Menlu Retno mengutip bunyi salah satu komunike OKI.

Menurut Menlu, sikap Indonesia dan OKI terkait Palestina dan Yerusalem seiring. "Pesan dari Indonesia sangat jelas, pesan dari OKI juga sangat jelas. Situasi yang baru saja saya singgung mencerminkan kebutuhan untuk mengombinasikan dan menyatukan upaya kita untuk membantu saudara kita rakyat Palestina," kata Menlu kepada hadirin yang hadir di Gedung Pancasila.

Selain itu, Menlu mengungkapkan pula tentang pertemuannya dengan duta besar AS untuk Indonesia kemarin. Pertemuan tersebut sengaja dilakukan untuk membahas perihal Yerusalem. "Selama pertemuan kemarin, dubes AS menyatakan presiden AS belum mengambil keputusan akhir dalam masalah ini (status Yerusalem)," ucapnya.

Tak hanya dengan dubes AS, Menlu Retno mengaku telah berupaya menjalin komunikasi dengan Menlu AS Rex Tillerson yang saat ini berada di Eropa. "Tapi pesan kita sudah kita kirimkan dengan jelas (kepada AS), bahwa informasi tersebut (Yerusalem) menjadi perhatian kita," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement