Jumat 08 Dec 2017 19:35 WIB

Israel Berencana Bangun 6.000 Rumah Baru di Yerusalem Timur

Para demonstran mengibarkan bendera Palestina di luar Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat, (8 /12). Muslim Malaysia, termasuk anggota partai yang berkuasa, mengadakan demonstrasi di luar Kedutaan Besar AS mengenai tindakan kontroversial Washington untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel .
Foto: AP / Vincent Thian
Para demonstran mengibarkan bendera Palestina di luar Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat, (8 /12). Muslim Malaysia, termasuk anggota partai yang berkuasa, mengadakan demonstrasi di luar Kedutaan Besar AS mengenai tindakan kontroversial Washington untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel .

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel berencana membangun ribuan rumah baru di Yerusalem termasuk sebanyak 6.000 apartemen di Jerusalem Timur. Ini dilakukan setelah pengumuman Presiden AS Donald Trump pada Rabu (6/12) yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Menurut laporan dari media berita Israel, Hadashot, rencana tersebut didorong oleh Menteri Pembangunan dan Perumahan Yoav Galant dan secara keseluruhan mencakup 14 ribu rumah baru di empat permukiman berbeda di Israel.

Laporan itu, mengatakan bahwa semua apartemen dilaporkan sepenuhnya merupakan proyek pembangunan baru dan bukan pengesahan lebih lanjut dari rencana yang sebelumnya disetujui.

Trump mengumumkan pengakuan AS atas Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan keinginannya untuk memindah Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem. Pengumuman tersebut menyulut kerusuhan di wilayah Palestina, Tepi Barat dan Jalur Gaza.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement