Ahad 10 Dec 2017 13:50 WIB
Pengakuan Umat Yahudi yang Hidup di Yerusalem - 3

Silakan Warga Palestina Berontak, Orang Israel Sangat Kuat..

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Orang-orang Yahudi berbondong-bondong mendatangi tanah Palestina setelah Israel keluarkan UU Kepulangan
Foto: Historia
Orang-orang Yahudi berbondong-bondong mendatangi tanah Palestina setelah Israel keluarkan UU Kepulangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di dalam kota tua Yerusalem kerap dijuluki sebagai kota suci tiga agama. Pasalnya, di dalamnya hidup umat agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Kota ini pun kembali ramai diperbincangkan masyarakat Internasional setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengakui rumah mereka sebagai ibu kota Israel.

Tiga umat bergama ini pun, umat Islam, Kristen, dan Yahudi menyampaikan pengakuannya tentang Kota Yerusalem dan menanggapi sikap sepihak Trump. Umat Islam dan Kristen mempunyai pandangan yang hampir serupa, namun berbeda dengan sikap umat Yahudi.

Berikut pengakuan umat Yahudi yang bekerja di industri perfilman Kota Yerusalem, Amus Duitch (61) seperti dilansir laman Australian Broadcasting Corporation (ABC), Ahad (10/12). Amus mengaku, bahwa dirinya lahir di Yerusalem dan sudah hidup di Kota Suci ini selama lebih dari 60 tahun. Karena itu, menurut dia, Yerusalem sudah seperti rumah. "Saya mencintai Yerusalem, ini seperti istri kedua bagi saya," ujarnya.

Terkait dengan sikap Trump, Amus percaya kepada Trump karena telah melakukan sesuatu untuk Israel. Tidak hanya untuk Israel, kata dia, tapi juga untuk perdamain di seluruh dunia.

"Tidak ada perdana menteri sebelumnya yang telah mencapai apa yang Benjamin Netanyahu miliki. Dia menekan Donald Trump. Bukan Rabin, bukan Golda, bahkan David Ben-Gurion yang merupakan perdana menteri pertama Israel, tidak ada yang berhasil melakukan apa yang BiBi dan Donald Trump sudah selesaikan," jelasnya.

Amus pun mengaku, tidak khawatir dengan kekerasan yang akan muncul akibat sikap Trump tersebut. "Tidak, saya tidak khawatir dengan kekerasan. Kami selalu memiliki semua ini, selama masa Nixon, bahkan sejak Perang Enam Hari (konflik Arab-Israel), karena kita membebaskan Yerusalem, hal itu sudah seperti ini," katanya.

Dengan adanya sikap Trump tersebut, ia pun mempersilakan warga Palestina yang ingin melakukan pemberontakan kembali. Karena, menurut dia, orang-orang Israel sangat kuat.

"Bahkan sebelum Donald Trump, kita memiliki intifada (pemberontakan Palestina), Intifadah pertama, intifada kedua. Jika mereka menginginkan intifada keempat, mereka dipersilakan memilikinya, orang-orang Israel sangat kuat Kami tidak takut," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement