Selasa 19 Dec 2017 20:39 WIB

Penyair Nusantara Tolak Intervensi AS di Palestina

Simposium internasional dalam rangkaian acara Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) X.
Foto: Dok PPN
Simposium internasional dalam rangkaian acara Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) X.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG – Musyawarah Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) X Banten menghasilkan keputusan, rekomendasi, dan deklarasi puisi untuk perdamaian dunia. Pada malam penutupan PPN X, Ahad (17/12)  deklarasi dibacakan oleh ketua Dewan Kesenian Banten (DKB) Chavchay Syaifullah didampingi wakil-wakil penyair Nusantara.

“Perdamaian adalah hajat hidup seluruh warga dunia. Perdamaian merupakan kebutuhan hakiki umat manusia untuk dapat hidup secara rukun, harmonis, saling menghormati, dan merasakan kebahagiaan,” kata Chavchay membacakan deklarasi.

Karena itu, tambah Chavchay, melalui PPN X, para penyair Nusantara mendeklarasikan kesepakatan untuk menghormati hak warga Palestina untuk hidup bernegara secara damai dan berdaulat. “Karena itu, kami menolak penetapan Jerussalem sebagai Ibu kota Israel,  karena akan memicu konflik global. Kami meminta PBB untuk menghentikan intervensi Amerika Serikat terhadap kedaulatan negara Palestina," katanya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (19/12).

Dideklarasikan juga meminta para pemenang Anugerah Nobel Perdamaian dan Anugerah Nobel Sastra untuk bersikap proaktif menciptakan perdamaian dunia. "Kami menyerukan agar penyair di seluruh dunia untuk mengekspresikan pesan perdamaian sejagat melalui puisi," katanya.

“Deklarasi juga mengimbau kepada masyarakat umum untuk menjaga dan berperan aktif dalam menciptakan suasana damai di lingkungan masing-masing,” ujarnya menambahkan.

Musyawarah yang dipimpin oleh ketua DKB itu diikuti wakil Malaysia Moh Saleeh Rahamad, wakil Singapura Djamal Tukimin, wakil Thailand Mahroso Doloh, wakil Brunei Djefri Arif,  wakil Indonesia Ahmadun YH, wakil tuan rumah PPN XI Djumari HS, wakil tuan rumah PPN XII Shamsuddin Othman, dan wakil kurator Sulaiman Djaya.

PPN X diadakan di Taman Budaya Banten, 15-17 Desember  2017.  Kegiatan ini didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, dan Bank Indonesia. Pelaksanaannya juga didukung oleh Komunitas Sastra Indonesia (KSI), Yayasan Master Kreativa Indonesia, Yayasan Daya Muda Nusantara, Rumah Dunia, Portal Konfrontasi, Harian Kabar Banten, Pelita Banten,  Saung Seni Harum Sari, Teater Untirta Kafe Ide, dan sejumlah lembaga serta komunitas yang ada di kawasan Banten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement