Kamis 28 Dec 2017 03:10 WIB

Aktivis Yahudi-Jerman Serukan Muslim Bersatu untuk Palestina

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Aktivis Yahudi-Jerman terkemuka, Evelyn Hecht-Galinski memuji Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan respons cepatnya terhadap klaim sepihak Amerika Serikat terhadap status Yerusalem. Dia mengatakan, Erdogan dapat menjadi contoh bagi pemimpin Muslim lainnya.

"Semua pemimpin negara-negara Islam harus mendukung reaksi Erdogan," ujar Evelyn kepada Anadolu Agency, Rabu (27/12).

Di lain sisi, Evelyn mengingatkan agar 57 negara anggota OKI tetap solid agar tak memberi celah bagi negara Barat dan Yahudi untuk menguat. Perpecahan di kalangan negara-negara Islam akan membahayakan dan destruktif bagi rakyat Palestina.

Evelyn yang terkenal dengan kritik tajamnya mengenai kebijakan Israel terhadap Palestina mengatakan, 1,5 miliar Muslim dapat menjadi kekuatan global. Akan tetapi, Muslim harus memperjuangkannya dengan jalan damai, bukan melalui konflik.

Reaksi cepat Erdogan untuk menginisiasi pertemuan darurat OKI di Istanbul serta upayanya untuk membuat sidang Majelis Umum PBB terselenggara hingga menghasilkan resolusi yang mengecam keputusan Presiden AS Donald Trump, menurut Evelyn, lebih dari sekadar dapat dibenarkan. Terlebih, tindakan Amerika tergolong provokasi yang keterlaluan. 

Sementara itu, Erdogan kembali menegaskan sikap negaranya tentang Yerusalem. Di mata Turki, Yerusalem adalah ibu kota Palestina

Negaranya dan dunia Islam juga mendukung hal itu dan menolak klaim Trump yang menyebut Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

"Yerusalem adalah ibu kota (Palestina) bagi kami. Kami mendukung ini, dan dunia Islam juga mendukungnya," kata Erdogan.

Turki bertekad melakukan upaya untuk membuat dunia mengenal lebih dalam tentang Palestina.

Pada sidang Majelis Umum PBB, 193 anggota PBB belum lama ini mengambil sebuah resolusi atas Yerusalem yang meminta AS untuk menarik pengakuannya atas kota tersebut sebagai Ibu Kota Israel.

Sebanyak 128 anggota memilih resolusi tersebut, sementara sembilan negara menolaknya dan 35 lainnya abstain. Dua puluh satu negara lainnya tidak memberikan suara.

Erdogan tak hanya bersikap soal Palestina tapi juga Tunisia. Ia menegaskan kembali bahwa negaranya memberikan dukungan kepada Tunisia untuk perang melawan terorisme.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement