Senin 15 Jan 2018 13:21 WIB

Abbas: 'Persetan' Uangmu Trump!

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (ketiga dari kiri) saat berbicara dalam pertemuan Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina di Ramallah, Ahad (14/1).
Foto: AP/Majdi Mohammed
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (ketiga dari kiri) saat berbicara dalam pertemuan Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina di Ramallah, Ahad (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan pesimisme terkait masa depan mediasi Palestina-Israel. Dia menyebut Amerika Serikat dan Israel telah menghabisi prinsip-prinsip Perjanjian Damai Oslo 1993.

Abbas juga mengecam keras Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan mencabut bantuan bagi pengungsi Palestina melalui UNRWA. "Persetan dengan uangmu!" seru Abbas dalam pidato pembukaan pertemuan dua hari Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), seperti dikutip New York Times, Senin (15/1).

Pemimpin Palestina itu tampak kesal lantaran sikap mendua AS. Trump menjanjikan keberlanjutan negosiasi perdamaian antara Palestina dan Israel. Namun, orang nomor satu di AS ini malah mengklaim status Yerusalem bagi ibu kota Israel.

"Kami tidak akan menerima Amerika Serikat sebagai mediator (perdamaian) lantaran apa-apa yang telah mereka (rezim Trump) lakukan kepada kami. Orang tidak seharusnya jatuh di lubang yang sama," lanjut dia.

"Kita sekarang berada di saat-saat yang menentukan dalam sejarah. Jika kita kehilangan Yerusalem, apa yang akan kita lakukan? Menjadikan Abu Dis sebagai ibu kota (Palestina)? Inilah yang mereka (AS) tawarkan kepada kita sekarang: Abu Dis," kata Abbas.

Perjanjian Damai Oslo merupakan momentum yang bersejarah yang di dalamnya AS diakui berperan. Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Bill Clinton, bertindak sebagai mediator damai antara pemimpin Palestina, Yasser Arafat, dan PM Israel Yitzhak Rabin.

Deklarasi tersebut disepakati Mahmoud Abbas dan Shimon Peres dengan penekanan pada solusi dua-negara. Artinya, Palestina dan Israel diakui masing-masing sebagai negara yang berdaulat.

Kini, menurut Abbas, yang perlu dilakukan Palestina adalah persatuan. Di hadapan ratusan anggota PLO, dia menegaskan pentingnya pembicaraan lanjutan kepada Hamas, yang kini menguasai Jalur Gaza.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement