Rabu 14 Feb 2018 21:03 WIB

Polisi Israel Sarankan Netanyahu Dituntut

Netanyahu diduga melakukan pelanggaran dalam dua kasus korupsi terpisah.

PM Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: Reuters
PM Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel pada Selasa (13/2) menyarankan tuntutan suap, penipuan dan pelanggaran kepercayaan diajukan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam dua kasus korupsi terpisah.

Setelah penyelidikan selama satu bulan, polisi menyerahkan rekomendasi mereka kepada Jaksa Agung Israel Avichai Mandelblit --yang akan memutuskan apakah akan mengajukan dakwaan terhadap perdana menteri Israel tersebut. Di dalam satu pernyataan resmi, yang dilihat oleh wartawan Xinhua, polisi mengatakan mereka telah menyimpulkan ada cukup bukti yang memberatkan Netanyahu dalam kasus itu.

Dalam kasus pertama, yang dinamakan "Kasus 1000", Netanyahu diduga menerima suap dari seorang pengusaha Israel dan hartawan Hollywood Arnon Milchan, dan seorang pengusaha Australia James Packer. Polisi mengatakan antara 2007 dan 2016, Netanyahu dan keluarganya menerima cerutu mahal, sampanye dan perhiasan dengan nilai satu juta shekel (282.800 dolar AS).

Setelah Netanyahu terpilih kembali sebagai Perdana Menteri pada 2009, lingkup dan seringnya pengiriman barang meningkat tajam. Sebagai imbalan atas barang-barang itu, Netanyahu diduga mendekati para pejabat AS dan meminta mereka memperpanjang visa Milchan ke Amerika Serikat.

Ia juga bertindak untuk menggolkan satu peraturan dan memberi pengecualian pajak karena mengembalikan warga negara Israel yang tinggal di luar negeri selama lebih dari 10 tahun, yang dikenal dengan nama "Milchan Bill", dan membantu Milchan mendorong penanaman modalnya di media Israel.

Dalam kasus lain, yang diberi nama "Kasus 2000", Netanyahu diduga menerima suap dari Arnon Mozes, penerbit Yedioth Aharonoth, salah satu harian terbesar di Israel.

Polisi mengatakan Netanyahu dan Mozes mengadakan pembicaraan mengenai "kesepakatan pertukaran". Dalam kesepakatan tersebut, Netanyahu akan menerima cakupan yang mendukung di Yediot Aharonoth sebagai imbalan bagi digolkannya peraturan dan tindakan lain yang akan membatasi distribusi Israel Hayom, pesaing utama Yedioth.

Netanyahu berkeras ia tak bersalah di dalam pernyataan video yang disiarkan oleh semua saluran utama di negeri itu dan di laman Facebook-nya. Ia menuduh polisi melancarkan penyelidikan guna menggulingkan dia dari pemerintahan.

"Semuanya akan berakhir tanpa apa-apa. Saran ini tak memiliki tempat di negara demokratis," kata Netanyahu di dalam sambutan dari halaman kediaman resmi Perdana Menteri di Yerusalem.

Anggota parlemen dari kubu oposisi menyeru Netanyahu agar mundur, dan mengatakan ia tak mampu melaksanakan kewajibannya dalam kecurigaan serius. Tapi beberapa sumber yang dekat dengan Netanyahu mengatakan ia hanya akan mundur jika dinyatakan bersalah di pengadilan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement