Kamis 22 Feb 2018 12:54 WIB

Pengungsi Palestina di Jalur Gaza Terancam Kelaparan

Pemotongan anggaran dari AS menjadi penyebab krisis finansial UNWRA.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Gadis-gadis Palestina berdiri di tenda pengungsian di dekat Rumah Sakit Al Shifa, Gaza, Rabu (6/8).
Foto: EPA/Mohammed Saber
Gadis-gadis Palestina berdiri di tenda pengungsian di dekat Rumah Sakit Al Shifa, Gaza, Rabu (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pengungsi Palestina di Jalur Gaza terancam kelaparan. Ini menyusul pernyataan Badan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina (UNWRA) yang mengaku tidak bisa menjamin keberlangsungan pasokan makanan.

Seperti diwartakan Aljazirah, Rabu (22/2), UNWRA mengungkapkan, tidak bisa menjamin keberlangsungan pasokan makanan yang diberikan kepada para pengungsi hingga akhir tahun ini. Pasokan bahan pangan kepada para pengungsi diperkirakan akan habis pada akhir Juni nanti.

Pemotongan dana yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dinilai menjadi penyebab terkendalanya pasokan makanan tersebut. Paman Sam memutuskan untuk menangguhkan 65 juta dolar AS dari 125 juta dolar AS, anggaran dana yang seharusnya diberikan kepada UNRWA.

Pemangkasan dana itu membuat UNWRA kehilangan jutaan dolar AS dari anggaran reguler mereka. Kondisi itu membuat badan kemanusiaan tersebut mengalami kesulitan untuk mempertahankan operasional mereka kepada para pengungsi Palestina yang tersebar di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon, dan Suriah.

Komisioner Jenderal UNRWA Pierre Krahenbuhl mengatakan, para pengunsi sudah kesusahan dan mengalami penurunan moral lantaran merupakan korban konflik peperangan. Dia menambahkan, pemotongan dana kepada para pengungsi dikhawatirkan berisiko membentuk radikalisasi bagi generasi baru kaum muda Palestina.

Krahenbuhl mengatakan, UNRWA memang terbiasa menghadapi krisis finansial. Namun, pemotongan yang dilakukan AS baru-baru ini menjadi krisis terparah yang pernah dihadapi organisasi kemanusiaan tersebut. Dia mengatakan, AS tahun lalu menganggarkan 364 juta dolar AS berbeda dengan tahun ini hanya 60 juta dolar AS.

"Sebagian besar pengungsi Palestina merupakan warga dengan kondisi ekonomi yang berkecukupan sebelum perang terjadi. Tapi sekarang mereka harus bergantung pada bantuan hanya agar bisa makan," kata Krahenbuhl seperti dikutip Guardian.

Dia mengatakan, pemotongan tersebut mengancam keberlangsungan bantuan kemanusiaan kepada sekitar 5,3 juta orang termasuk lebih dari 400 ribu di Suriah. Menurutnya, ada kekhawatiran tentang situasi kemanusiaan yang memburuk di Gaza yang berpotensi sebagai pemicu melakukan konflik dengan Israel. UNRWA mengaku membutuhkan dana sedikitnya 800 juta dolar AS agar dapat melanjutkan kegiatan dalam bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan pelayanan publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement