Sabtu 31 Mar 2018 04:30 WIB

Wamenlu Rusia Prihatin Atas Penembakan Brutal Israel di Gaza

Bogdanov menyoroti perlunya memperbaiki keretakan di Palestina.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov
Foto: VOAnews
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov bertemu dengan anggota politbiro gerakan Palestina Hamas Moussa Abo Marzouq untuk membahas perkembangan terbaru konflik Palestina-Israel pada Jumat (30/3). Selama pertemuan, Bogdanov, juga Wakil Presiden Khusus untuk Timur Tengah dan Afrika, menyatakan keprihatinan atas tindakan Israel di daerah perbatasan di Jalur Gaza.

Kedua belah pihak diketahui meninjau prospek penyelesaian damai untuk konflik Palestina-Israel dan cara-cara untuk memajukan rekonsiliasi antar-Palestina, sebagaimana siaran pers oleh Kementerian Luar Negeri Rusia. Namun Bogdanov dalam pernyataannya menyoroti perlunya memperbaiki keretakan di Palestina dalam kerangka Organisasi Pembebasan Palestina. Itu sebagai prasyarat untuk mencapai hak rakyat Palestina menentukan nasib sendiri dan kenegaraan.

"Pemulihan persatuan Palestina juga akan mencerminkan secara positif pada aspek ekonomi, sosial dan kemanusiaan di Jalur Gaza", ujar Bogdanov seperti dilansir oleh Kuwait News Agency pada Sabtu (31/3).

Sementara diplomat senior Rusia mendesak Israel dan Palestina untuk mempertahankan pengendalian diri dan menghindari tindakan apa pun yang dapat membahayakan kehidupan sipil. Sekitar 17 ribu demonstran Palestina berkumpul di beberapa titik di pagar perbatasan dengan Israel. Kelompok militan Hamas, yang mengontrol Jalur Gaza, dan faksi-faksi Palestina lainnya telah menyerukan Pawai Kembali yang damai menandai pengambilalihan pemerintah Israel atas tanah milik Arab pada tahun 1976.

Namun Israel memeringatkan tidak akan tinggal diam serta akan menggunakan amunisi untuk membubarkan pengunjuk rasa. Israel juga menyebarkan selebaran yang mengatakan bahwa siapa pun yang datang dalam jarak 300 meter dari pagar pembatasan akan berada dalam bahaya. Namun hal ini tidak dihiraukan oleh para pengunjuk rasa.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement