Kamis 12 Apr 2018 15:00 WIB

17 Wartawan Dibunuh Israel Sejak 1992

Israel memiliki sejarah panjang dalam menjadikan wartawan sebagai sasaran tembak.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Budi Raharjo
Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Kematian Yasser Murtaja di tangan tentara Israel baru-baru ini menunjukkan risiko besar yang dihadapi wartawan Palestina dalam melakukan pekerjaan mereka. Murtaja ditembak saat sedang meliput demonstrasi yang berlangsung di perbatasan Gaza-Israel, pada Jumat (6/4) lalu.

Murtaja (30 tahun) menderita luka tembak di bagian perut dan meninggal dunia sehari setelah menjalani perawatan. Pemakamannya dihadiri oleh ratusan pelayat. Murtaja tetap menjadi sasaran pasukan Israel meskipun faktanya ia mengenakan pelindung kepala dan rompi yang bertuliskan "Pers".

Israel memiliki sejarah panjang dalam menjadikan wartawan sebagai sasaran tembak. Committee to Protect Journalists yang bermarkas di New York mendokumentasikan 17 kasus yang telah dikonfirmasi dari para wartawan yang terbunuh di Israel dan wilayah pendudukan Palestina sejak 1992.

Dari jumlah itu, 15 wartawan dilaporkan tewas oleh tembakan Israel. Tahun 2014, ketika Israel melakukan serangan besar terhadap Gaza yang menewaskan lebih dari 2.200 orang Palestina, adalah tahun paling berdarah bagi para wartawan di Palestina.

Menurut Reporters without Borders yang berpusat di Paris, 12 wartawan, termasuk satu wartawan asing, dibunuh oleh tentara Israel selama konflik berlangsung saat itu. Otoritas Israel juga kemudian mengaku sengaja menargetkan jaringan media Al-Aqsa, saluran televisi yang berbasis di Gaza, karena memiliki hubungan dengan Hamas.

Menurut PBB, 16 wartawan Palestina menjadi tunawisma di tengah-tengah pembantaian pada 2014. Sementara delapan kantor media lokal telah dihancurkan menjadi puing-puing.

Sementara itu, tercatat ada 28 wartawan Palestina yang saat ini masih mendekam di penjara Israel. Menurut laporan Palestinian Journalist Support Committee, banyak di antaranya belum menghadapi pengadilan.

Menurut Palestinian Journalists Syndicate, Israel telah melakukan setidaknya 740 pelanggaran terhadap wartawan Palestina pada 2017, baik di Tepi Barat maupun di Gaza. Pelanggaran-pelanggaran ini termasuk menangkap dengan sewenang-wenang, mencederai dengan amunisi hidup, memukul, dan menutup outlet media lokal.

Dilansir di Anadolu, kantor berita resmi WAFA di Palestina baru-baru ini juga melaporkan pasukan Israel telah melakukan pelanggaran terhadap wartawan Palestina sebanyak 28 kali hanya di bulan lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement