Jumat 20 Apr 2018 22:58 WIB

Protes Berlanjut, Korban Tewas di Gaza Jadi 35 Orang

Hari ini bertambah dua orang yang meninggal dan puluhan orang Palestina terluka.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Andri Saubani
Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).
Foto: AP Photo/Adel Hana
Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Protes terus berlangsung di perbatasan Gaza yang telah memasuki pekan keempat Great March of Return. Hari ini bertambah dua orang yang meninggal dan puluhan orang Palestina terluka.

Ahmed Abu Aqel (25 tahun) dan Ahmad Rashad Al-Athanna (24 tahun) tewas hari ini setelah ditembak oleh penembak jitu Israel. Kejadian ini meningkatkan jumlah korban tewas menjadi 35.

Pada pukul tiga sore waktu setempat, sekitar 40 orang lainnya telah terluka, menambah 4.279 orang yang telah terluka dalam tiga pekan terakhir. Beberapa cedera disebabkan setelah pasukan pendudukan Israel menembakkan rentetan tabung gas untuk membubarkan demonstran.

Menurut situs berita berbahasa Ibrani, Walla, pasukan Israel telah 'dipaksa' untuk mengevakuasi satu daerah perbatasan setelah para pengunjuk rasa membakar ban dalam upaya mencapai pagar. Asap melayang ke kibbutz kecil dari Alumim.

Media Arab melaporkan hari ini bahwa pasukan Israel telah memposisikan sekitar 120 penembak jitu di perbatasan sebagai persiapan demonstrasi. Otoritas Israel telah mengizinkan tentara untuk menembak siapa saja yang mendekati sisi pagar Gaza, meskipun ada kecaman dari LSM dan PBB mengenai praktik tersebut.

Dalam persiapan untuk protes yang diperkirakan, pemerintah Israel juga menjatuhkan selebaran di Gaza semalam. Pihaknya memperingatkan orang-orang Palestina agar tidak turut serta dalam demonstrasi. Mereka juga menuduh protes sebagai kedok Hamas untuk menyerang perbatasan.

"Hindari menggunakan senjata dan melakukan tindakan kekerasan terhadap pasukan keamanan Israel dan warga sipil Israel. Jauhkan dari elemen dan kelompok teroris yang mendorong kerusuhan dan kekerasan. (Tentara) IDF akan mengambil tindakan terhadap setiap upaya untuk merusak penghalang dan komponennya serta peralatan militer lainnya, kata selebaran tersebut," dikutip Middle East Monitor, Jumat (20/4).

Kementerian Kesehatan Gaza juga menuduh pendudukan Israel dengan sengaja menargetkan para wartawan dan petugas medis ketika seorang jurnalis terbunuh. Sebanyak 66 wartawan dan 44 petugas medis cedera dan 19 ambulans menjadi sasaran.

Protes yang direncanakan akan digelar selama enam pekan itu dimulai pada 30 Maret. Aksi ini menandai Hari Tanah Palestina, yang akan berakhir pada 15 Mei - ulang tahun ke-70 dari Nakbah Palestina (Bencana). Hari Nakbah adalah di mana lebih dari 750 ribu orang Palestina dipaksa mengungsi oleh pasukan Israel pada tahun 1948 dalam Perang Arab-Israel.

Awal pekan ini, para ahli hak asasi manusia PBB mengutuk penggunaan senjata api terus menerus, termasuk amunisi hidup oleh pasukan Israel terhadap sebagian besar demonstran dan pengamat Palestina yang tidak bersenjata. Pihaknya juga menyerukan Israel untuk menegakkan tanggung jawabnya di bawah hukum internasional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement