Ahad 29 Apr 2018 01:06 WIB

Hamas: Israel Sedang Kalut Hadapi Demonstran Palestina

Serangan Israel terjadi pada Sabtu (28/4) waktu setempat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).
Foto: AP Photo/Adel Hana
[ilustrasi] Warga Palestina berlarian saat tentara Israel menembak dengan gas air mata di Jalur Gaza, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Hamas Palestina menyalahkan Israel atas serangan pesawat tempur dari pasukan militer Israel terhadap beberapa target militer Hamas dan dua kapal milik polisi maritim di Gaza. Serangan Israel ini terjadi pada Sabtu (28/4) waktu setempat.

Juru Bicara Hamas, Fawzi Barhoum mengatakan, serangan Israel tersebut terjadi mulai dari Jumat (27/4) malam. Menurutnya, itu juga mencerminkan militer Israel sedang kalut dalam menghadapi aksi demonstrasi yang terjadi saat ini.

"Pemboman Israel mencerminkan kebingungan di pihak Israel atas kegagalannya menghadapi aksi-aksi demonstrasi yang menentang pendudukan Israel di Palestina," kata dia seperti dilansir Anadolu Agency, Sabtu (28/4).

Barhoum melanjutkan, Hamas akan terus melancarkan berbagai upaya untuk mencapai tujuannya. Adanya serangan Israel, tidak akan melunturkan semangat para demonstran.

"Orang-orang kami akan terus berlanjut sampai tujuannya tercapai. Eskalasi musuh tidak akan membuat apa pun selain membuat demonstran lebih kuat," katanya.

Baca: Warga Palestina yang Tewas Dibunuh Tentara Israel Bertambah.

Di sisi lain, militer Israel dalam sebuah keterangannya menyatakan serangan dengan pesawat tempur itu merupakan respons dari adanya upaya penyusupan dari pihak Palestina. Ketegangan di sepanjang perbatasan Gaza makin meningkat seiring adanya aksi-aksi demonstrasi yang menentang pendudukan Israel.

Aksi-aksi tersebut juga menuntut kembalinya para pengungsi ke rumah-rumah mereka di Palestina. Sedikitnya 46 orang Palestina telah tewas dan ratusan lainnya terluka oleh tembakan Israel sejak aksi unjuk rasa dimulai pada akhir Maret lalu.

Unjuk rasa itu merupakan bagian dari protes selama enam pekan yang akan mencapai puncaknya pada 15 Mei mendatang. Hari itu akan menandai ulang tahun ke-70 pendirian Israel, sebuah acara yang oleh orang Palestina disebut sebagai "Nakba" atau "Malapetaka".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement