Ahad 29 Apr 2018 16:37 WIB

Rusia Prihatin Eskalasi Ketegangan di Palestina

Tindakan keras tentara Israel tersebut menyebabkan empat orang Palestina meninggal.

Rep: Crystal Liestisia/ Red: Agung Sasongko
Gaza
Foto: aljazeera
Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia prihatin dengan meningkatnya eskalasi ketegangan diPalestina. Pihaknya menyerukan kepada semua pihak yang terkait untuk mempertahankan pengendalian diri.

 

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu (28/4) setelah tentara Israel telah dengan keras menekan demonstrasi massa di Jalur Gaza. Tindakan keras tentara Israel tersebut menyebabkan empat orang Palestina meninggal dunia.

 

"Moskow sangat prihatin dengan peristiwa tragis ini dan kemungkinan eskalasi situasi berikutnya di wilayah Palestina, termasuk berkaitan dengan keinginan yang disuarakan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengadakan upacara di Yerusalem pada pertengahan Mei yang akan menandai dimulainya pemindahan kedutaan Amerika di sana dari Tel Aviv," kata Kementerian Luar Negeri.

 

"Kami menyerukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk menahan diri dan mengendalikan diri dari langkah-langkah yang dapat memicu eskalasi lebih lanjut yang dapat tumbuh menjadi konfrontasi skala penuh antara Gaza dan Israel. Skenario yang agak tidak menguntungkan ini tidak hanya akan mengancam kehidupan warga Palestina dan Israel, tetapi juga akan menggagalkan semua upaya untuk menciptakan kondisi untuk menyelesaikan proses negosiasi Palestina-Israel atas dasar hukum internasional yang sudah mapan."

 

Pada Jumat (27/4),warga Palestina melakukan protes massal baru terhadap pendudukan Israel dan blokade Jalur Gaza. Tentara Israel dengan keras menekan protes, yang menyebabkan kematian empat orang Palestina, dan ratusan orang terluka oleh gas air mata atau terluka.

 

Menurut laporan TASS,Ahad (29/4),Angkatan Udara Israel melakukan beberapa serangan terhadap fasilitas Hamas di Gaza. Sebanyak 44 orang telah tewas di Gaza sejak dimulainya kampanye protes Palestina pada 30 Maret 2018 tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement