Rabu 02 May 2018 17:22 WIB

AS dan Israel Serang Abbas dengan Tuduhan Antisemit

Abbas dituding memicu rasa kebencian terhadap orang Yahudi dan Israel.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: VOA
Presiden Palestina Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Para pejabat AS dan Israel mengatakan Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menyebarkan sikap antisemitisme. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahshon menuduh Abbas telah memicu rasa kebencian terhadap orang-orang Yahudi dan Israel.

Dalam pidatonya di pertemuan Dewan Nasional Palestina pada Senin (1/5), Abbas mengatakan hubungan Yahudi dengan perbankan telah menyebabkan pembantaian kaum Yahudi itu sendiri. "Dari abad ke-11 hingga Holocaust yang terjadi di Jerman, orang-orang Yahudi yang pindah ke Eropa barat dan timur menjadi sasaran pembantaian setiap 10 hingga 15 tahun. Tetapi mengapa hal ini terjadi? Mereka mengatakan, 'ini karena kami orang Yahudi'," kata Abbas, di hadapan ratusan delegasi.

Dia kemudian mengutip tiga buku yang ditulis oleh orang Yahudi sebagai bukti bahwa pembantaian terhadap Yahudi bukan karena agama mereka, melainkan karena fungsi sosial mereka. Abbas mengatakan, fungsi sosial itu terkait dengan bank dan bunga. Ia membandingkannya dengan Yahudi di negara-negara Arab, yang dia katakan tidak mengalami penganiayaan serupa.

Duta Besar AS untuk Israel David Friedman mengatakan, Abbas telah mencapai titik terendah baru dengan menghubungkan penyebab pembantaian orang-orang Yahudi selama bertahun-tahun dengan perilaku sosial mereka terkait dengan bunga dan bank. "Untuk semua orang yang berpikir Israel tidak memiliki alasan untuk membangun perdamaian, coba pikir lagi," ujar Friedman, dikutip The Guardian.

Sementara utusan Presiden AS Donald Trump, Jason Greenblatt, mengatakan perdamaian tidak dapat dibangun di atas landasan antisemitisme. Menurut Greenblatt, komentar Abbas sangat disayangkan, sangat menyedihkan, dan sangat mengecewakan.

Perselisihan antara Israel dan Palestina terjadi ketika AS memutuskan untuk memindahkan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Langkah itu, yang dijadwalkan akan dilakukan pada 14 Mei, yang kemudian memicu protes besar dari warga Palestina, yang menganggap Yerusalem timur sebagai ibu kota mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement