Selasa 15 May 2018 15:15 WIB

Inggris tak Ikut Pindahkan Kedubes ke Yerusalem

Inggris tak setuju pemindahan Kedubes AS untuk Israel ke Yerusalem.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Sebuah tanda di jembatan yang mengarah ke kompleks Kedutaan Besar AS menjelang pembukaan resmi di Yerusalem, Ahad (13/5). Pembukaan Kedutaan Besar AS pada hari ini, Senin (14/5), di Yerusalem yang diperebutkan oleh Israel dan Palestina.
Foto: Foto AP/Ariel Schalit
Sebuah tanda di jembatan yang mengarah ke kompleks Kedutaan Besar AS menjelang pembukaan resmi di Yerusalem, Ahad (13/5). Pembukaan Kedutaan Besar AS pada hari ini, Senin (14/5), di Yerusalem yang diperebutkan oleh Israel dan Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris tidak berencana memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel ke Yerusalem. Hal itu disampaikan menyusul telah dibuka dan diresmikannya kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di Yerusalem.

Seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, ketika AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Inggris telah menyatakan sikap tak setuju. Sikap itu kembali ditunjukkan ketika AS memutuskan memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel ke Yerusalem.

"Kami tidak setuju dengan keputusan AS untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel sebelum perjanjian status (tentang Yerusalem) final," kata juru bicara May pada Senin (14/5), dikutip laman Al Arabiya.

Sampai saat ini pun Inggris tetap mempertahankan sikapnya dan tak akan mengikuti jejak AS memindahkan kedutaan besar untuk Israel ke Yerusalem. "Kedutaan Inggris untuk Israel berbasis di Tel Aviv dan kami tidak punya rencana untuk memindahkannya," ujar juru bicara May.

Sementara itu, Menteri Inggris untuk Timur Tengah Alistair Burt menyesalkan tindakan kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Israel terhadap ribuan warga Palestina yang berdemonstrasi di perbatasan Jalur Gaza. "Kehilangan nyawa dan jumlah besar warga Palestina yang terluka adalah tragis, dan sangat mengkhawatirkan bahwa jumlah mereka yang tewas terus meningkat," ujarnya.

Burt meminta Israel agar mampu menahan diri. Sebab menurutnya, tindakan tersebut merusak upaya perdamaian antara Palestina dan Israel. Inggris, kata dia, tetap berkomitmen terhadap solusi dua negara, dengan Yerusalem sebagai ibu kota bersama.

Sedikitnya 55 warga Palestina telah tewas dan ribuan lainnya luka-luka akibat diserang pasukan keamanan Israel ketika berdemonstrasi perbatasan Gaza-Israel pada Senin (14/5). Ribuan warga Palestina di perbatasan Jalur Gaza melakukan demonstrasi dalam rangka menentang pembukaan Kedubes AS di Yerusalem. Dalam aksi tersebut, massa pun menyuarakan tentang pengembalian hak para pengungsi Palestina untuk pulang ke desanya yang direbut dan diduduki Israel pasca Perang Arab-Israel tahun 1948.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement