Rabu 16 May 2018 13:15 WIB

Hari Ini Guatemala Buka Kedutaan Baru di Yerusalem

Netanyahu mengklaim terdapat enam negara yang rutin mendiskusikan pemindahan kedubes.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina bentrok dengan pasukan Israel setelah protes terhadap pembukaan kedutaan AS di Yerusalem, di kota Betlehem, Tepi Barat, Senin, 14 Mei 2018.
Foto: AP Photo/Majdi Mohammed
Warga Palestina bentrok dengan pasukan Israel setelah protes terhadap pembukaan kedutaan AS di Yerusalem, di kota Betlehem, Tepi Barat, Senin, 14 Mei 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Presiden Guatemala Jimmy Morales telah tiba di Israel pada Selasa (15/5). Kedatangannya untuk membuka dan meresmikan kedutaan baru Guatemala di Yerusalem.

Dilaporkan laman Anadolu, dalam kunjungannya, Morales akan bertemu Presiden Israel Reuven Rivlin dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Rivlin dan Netanyahu nantinya akan mendampingi Morales dalam acara pembukaan kedutaan baru Guatemala di Yerusalem yang dijadwalkan dilakukan pada Rabu (16/5).

Pada Maret lalu, Presiden Guatemala Jimmy Morales telah mengumumkan akan memindahkan kedubesnya untuk Israel ke Yerusalem. Pemindahan akan dilakukan pada 16 Mei atau dua hari setelah AS melakukan hal serupa.

Pada April lalu, Netanyahu mengklaim terdapat sekitar enam negara yang rutin mendiskusikan proses pemindahan kedubesnya ke Yerusalem. Kendati demikian, ia tidak mengungkap negara mana saja yang kerap menjalin diskusi dengannya.

(Baca juga: Kuwait Ajukan Rancangan Resolusi Lindungi Rakyat Palestina)

Belakangan diketahui Paraguay pun akan memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel ke Yerusalem. "Presiden Paraguay Horaico Cartes berencana datang ke Israel pada akhir bulan ini untuk membuka kedutaan di Yerusalem," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Emmanuel Nahshon dalam sebuah pernyataan pada awal Mei lalu.

Amerika Serikat (AS) telah membuka dan meresmikan kedutaan besarnya untuk Israel di Yerusalem pada Senin (14/5). Pembukaan kedutaan tersebut diprotes ribuan warga Palestina di Jalur Gaza. Mereka menggelar demonstrasi menentang keputusan AS memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.

Namun aksi ini direspons secara represif dan brutal oleh pasukan keamanan Israel. Mereka tak hanya menembakkan gas air mata, namun juga menembaki massa dengan peluru tajam. Sedikitnya 62 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya luka-luka akibat serangan pasukan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement