Sabtu 19 May 2018 08:00 WIB

Iran Minta Negara-Negara Muslim Memutus Hubungan dengan AS

Permintaan Iran itu sebagai tanggapan terhadap relokasi kedutaan AS ke Yerusalem.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Andri Saubani
Presiden Turki Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Foto: REUTERS/Umit Bektas
Presiden Turki Tayyip Erdogan (kiri) dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Iran Hassan Rouhani pada Jumat (18/5) menyerukan negara-negara Muslim untuk merevisi hubungan ekonominya dengan Amerika Serikat (AS). Hal ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap relokasi kedutaannya ke Yerusalem.

"Saya menyerukan kepada negara-negara untuk memotong total hubungan mereka dengan rezim Zionis (Israel; red) dan juga untuk merevisi hubungan perdagangan dan ekonomi mereka dengan Amerika," katanya dalam sebuah pidato di pertemuan puncak negara-negara Muslim di Istanbul, Turki.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut pembuuhan Israel terhadap sejumlah warga Palestina sebagai premanisme, kekejaman dan teror negara. Israel pun harus bertanggung jawab atas orang-orang tak berdosa sebelum keadilan internasional.

"Untuk mengambil tindakan bagi orang-orang Palestina yang dibantai oleh bandit-bandit Israel adalah untuk menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa umat manusia tidak mati," katanya dilansir di Anadolu Agency.

Protes pada Senin lalu di Gaza bertepatan dengan ulang tahun ke-70 Israel, sebuah acara yang bagi warga Palestina disebut Nakba. Pada hari yang sama, Kedutaan Besar AS untuk Israel resmi pindah dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Sejak aksi massa di Gaza dimulai pada 30 Maret, lebih dari 100 demonstran Palestina telah menjadi mati sahid oleh tembakan tentara Israel. Pekan lalu, pemerintah Israel mengklaim bahwa protes yang sedang berlangsung merupakan keadaan perang di mana hukum humaniter internasional tidak berlaku.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement