Sabtu 07 Jul 2018 00:57 WIB

Pemimpin Negara Islam Diminta Bela Baitul Maqdis

Umat Islam di seluruh dunia belum bisa bersatu.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Koalisi Yogyakarta Bebaskan Baitul Maqdis melakukan aksi long march.
Foto: Republika/Erik Iskandarsjah Z
Koalisi Yogyakarta Bebaskan Baitul Maqdis melakukan aksi long march.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan ulama dan dai internasional mengikuti Seminar Internasional Pembelaan Tanah Suci Islam yang digelar di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Jumat (6/7). Ulama dan Dai se-Asia Tenggara, Afrika dan Eropa tersebut menyerukan pemimpin negara Islam bersama-sama membela tanah suci Islam di Palestina.

Sebagai penyelenggara, Ketua Rabithah Ulama dan Dai Asia Tenggara, Ustadz Zaitun Rasmin mengatakan tujuan seminar untuk menyerukan kepada pemimpin dan ulama negara Islam agar bersatu membela Baitul Maqdis. Menurut dia, keberadaan tiga Tanah Suci tidak akan bisa dipisahkan dari akidah umat Islam.

"Demikianlah keberadaan kota Makkah, Madinah dan Baitul Maqdis tidak bisa dipisahkan dari aqidah dan ibadah kaum Muslimin," ujar Ustaz Zaitun saat konferensi pers di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Jumat (6/7).

Dia menuturkan, kaum Muslimin tidak boleh lupa dengan kondisi kota suci di Baitul Maqdis yang sudah lebih dari 70 tahun dalam jajahan negara zionis, Israel. Menurut dia, kota suci itu seharusnya tetap berada dalam penguasaan, pemeliharaan dan penjagaan umat Islam.

"Saat ini sungguh sangat memprihatinkan dan sekaligus mengkhawatirkan pada saat Baitul Maqdis masih dalam cengkeraman penjajah zionis Israel karena umat Islam dunia masih belum bersatu untuk mengembalikan ke pangkuannya," ucap Ustaz Zaitun

Ustaz Zaitun menambahkan, umat Islam di seluruh dunia belum bisa bersatu hingga saat ini karena sibuk mengurusi konflik di negaranya masing-masing. Bahkan, kata dia, kini ada pihak tertentu yang menggaungkan isu untuk mengacaukan perdamaian Makkah dan Madinah.

Karena itu, Zaitun yang mewakili ulama dan dai internasional tersebut juga menyerukan agar umat Islam menjaga Makkah dan Madinah sebagai tanah suci umat Islam. "Isu dan gagasan seperti itu tentu sangat berbahaya bagi negara pelayan dua kota suci khususnya dan bagi umat Islam di seluruh dunia pada umumnya," katanya.

Di tempat yang sama, Ketua Aliansi Indonesia untuk Pembebasan Baitul Maqdis, Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan Baitul Maqdis. Salah satunya dengan terus menggalang persatuan umat Islam. "Kita akan terus galang persatuan kita dan kita sudah buat yang namanya koalisi Indonesia untuk bebaskan Baitul Maqdis," ujar Ustaz Bachtiar.

Selanjutnya, dia akan terus melakukan edukasi terhadap umat Islam tentang kemuliaan dan kehormatan tiga kota suci umat Islam yang tidak bisa dipisahkan. Setelah itu, baru mengajak umat melakukan langkah konkret melindungi tanah suci umat Islam.

"Selanjutnya kita juga akan lakukan semacam gerakan kampanye, baik dalam bentuk kegiatan yang fisik seperti demo atau dalam bentuk kajian-kajian sampai ke sekolah-sekolah. Apalagi Indonesia sekarang sudah menjadi bagian daripada anggota dewan keamaan tidak tetap di PBB. Saya kira ini harus dimanfaatkan dalam rangka pembelaan Al Aqsha," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement