REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan tokoh masyarakat kota-kota Israel selatan yang berbatasan dengan Gaza. Ia memperingatkan bahwa Israel terlibat dalam pertempuran yang panjang.
Kunjungan Netanyahu pada Senin (16/7) terjadi sehari setelah gencatan senjata tidak resmi yang mengakhiri pertempuran selama 24 jam dengan Hamas.
Israel menggempur Hamas dalam pemboman paling besar sejak perang 2014. Sementara Hamas menembakkan puluhan roket ke arah Israel yang menghentikan kehidupan sehari-hari di daerah itu.
Netanyahu mengatakan dia memerintahkan militer untuk mengakhiri kampanye Gaza yang mengirim layang-layang dan balon pembakar di seberang perbatasan untuk menargetkan pertanian Israel dan cagar alam.
Dia mengatakan Hamas akan menghadapi 'dinding baja' jika terus melakukan agresi terhadap Israel.
Dilansir Aljazirah, Ahad (15/7), Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan Amir al-Nimri (15) dan Luay Kaheel (16) meninggal tidak lama setelah serangan udara ditujukan ke al-Kutaiba, sebuah daerah di Gaza barat. Sebanyak 12 orang lainnya ikut terluka oleh serangan itu.
Menurut saksi mata, alun-alun Al-Kutaiba berdekatan dengan taman yang sering dikunjungi oleh keluarga selama akhir pekan, terutama selama musim panas.
Dalam sebuah posting Twitter, militer Israel mengonfirmasikan bahwa pihaknya menargetkan gedung tinggi dan telah memperingatkan warga untuk mengungsi sebelum serangan itu.