Selasa 24 Jul 2018 04:36 WIB

Kontraktor Turki Bantah Ikut Bangun Kedubes AS di Yerusalem

Limak Holding memang pernah bekerja sama dengan AS.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Hal ini disampaikannya di Gedung Putih, Washington DC, Rabu (6/12) waktu setempat atau Kamis (7/12) WIB.
Foto: AP/Alex Brandon
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Hal ini disampaikannya di Gedung Putih, Washington DC, Rabu (6/12) waktu setempat atau Kamis (7/12) WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perusahaan konstruksi Turki, Limak Holding membantah pihaknya membangun Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem. Pernyataan itu muncul setelah banyak pemberitaan di media terkait campur tangan Limak Holding dalam pembangunan Kantor Kedubes AS.

Dalam sebuah pernyataan, Limak Holding menegaskan pihaknya sama sekali tidak ambil bagian dalam konstruksi tersebut. "Informasi tentang konstruksi Kantor Kedubes AS di Yerisalem dilakukan oleh Limak Holding tidak mencerminkan hal yang sebenarnya," kata perwakilan dari Limak Holding, dikutip Hurriyet, Senin (23/7).

Pernyataan tersebut juga mengatakan, Limak Holding memang pernah bekerja sama dengan AS terkait pembangunan gedung kedutaan besar di sejumlah negara. Disebutkan lokasinya antara lain di Baghdad, Selandia Baru, dan Beirut. Kerja sama ini juga dilakukan dengan perusahaan berbasis di AS lain yakni Desbuild.

"Ketika isu konstruksi kantor kedubes AS di Yerusalem muncul, kami mengabarkan Desbuild bahwa kami tidak akan ikut ambil bagian dalam kerjasama tersebut," lanjut pernyataan itu.

Terkait hal ini, pihak Desbuild juga telah memberikan pernyataan. Desbuild mengatakan, bahwa Limak Holding memang tidak bekerja sama dengan mereka terkait pembangunan kantor Kedubes AS di Yerusalem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement