Sabtu 28 Jul 2018 08:40 WIB

Israel Jelaskan Serangan ke Masjid Al Aqsa

Tentara dikirim ke Masjid Al Aqsa untuk menangkap pelaku pelemparan batu.

Kompleks Al Aqsha.
Foto: Ajazeera.com
Kompleks Al Aqsha.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Tentara Israel menyerbu masuk Masjid Al Aqsa di Jerusalem, yang merupakan tempat suci ketiga bagi umat Muslim, pada Jumat untuk menangkap para pemuda yang dituding melempar batu dan petasan ke arah tentara di luar kompleks masjid. Serbuan di tempat yang selama ini dianggap sebagai lambang harapan kemerdekaan Palestina tersebut terjadi bersamaan dengan tewasnya seorang pria peserta demonstrasi di perbatasan Jalur Gaza karena ditembak militer Israel.

Juru bicara kepolisian mengatakan bahwa tentara dikirim ke dalam Masjid Al Aqsa untuk menangkap para pelaku pelemparan batu dan petasan, yang terjadi saat kedua pihak berkonfrontasi di sekitar kompleks masjid. Sejumlah saksi mengatakan bahwa sekitar 20 pemuda ditahan oleh kepolisian, sebelum ibadah di dalam masjid dilanjutkan.

Polisi mengaku telah menahan 24 orang, dan menambahkan bahwa empat anggota mereka terluka dalam bentrokan tersebut. Sementara itu otoritas Muslim setempat mengatakan puluhan orang terluka akibat granat setrum dari pihak Israel.

"Serangan Israel yang terus-menerus terhadap tanah rampasan Yerusalem justru akan meningkatkan ketegangan dan menyeret kawasan ini ke dalam perang agama yang ingin kami hindari," kata kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pernyataan tertulis.

Kompleks Masjid Al Aqsa, yang juga menjadi tempat suci bagi kaum Yahudi, termasuk dari wilayah yang dirampas oleh Israel pada masa perang 1967 melawan Yordania. Pemerintah Yordania hingga kini masih menjadi pengurus masjid tersebut.

Sementara itu di Jalur Gaza, petugas medis setempat mengatakan bahwa satu pria tewas dan 45 lainnya terluka akibat tembakan tentara Israel. Sejauh ini sudah 153 warga Palestina tewas sepanjang demonstrasi sejak 30 Maret lalu dengan tuntutan pengembalian hak pengungsi Palestina yang kehilangan tanah dalam perang pendirian Israel tahun 1948.

Israel mengatakan bahwa mereka terpaksa menggunakan cara kekerasan untuk mencegah bobolnya perbatasan di Jalur Gaza. Mereka menyalahkan Hamas karena meminta warga menggelar demonstrasi untuk mengalihkan perhatian dari masalah domestik. Hamas membantah tudingan itu.

Sepanjang pekan lalu, seorang tentara Israel tewas dan seorang lainnya terluka akibat tembakan dari Jalur Gaza. Di sisi lain, tujuh orang bersenjata dari Hamas tewas akibat serangan udara.

Israel juga mengaku tidak bisa lagi menghitung kerugian akibat kebakaran tanah pertanian dan hutan yang dipicu oleh lemparan api dari jalur Gaza. Di kawasan rampasan Tepi Barat, seorang pemuda Palestina menusuk seorang pemukim Yahudi sampai tewas dan melukai dua lainnya pada Kamis. Pelaku kemudian tewas ditembak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement