Sabtu 28 Jul 2018 10:10 WIB

Yordania Desak Israel Hentikan Serangan ke Al Aqsa

Puluhan warga Palestina terluka dalam serangan tentara Israel ke Al Aqsa.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Reiny Dwinanda
Polisi Israel berjaga di luar kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Selasa (25/7).
Foto: AP
Polisi Israel berjaga di luar kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Selasa (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Yordania mendesak Israel untuk segera menghentikan pelanggaran yang terjadi di kompleks Masjid Al Aqsa. Sikap Yordania ini untuk merespons serangan Israel kepada warga Palestina di dalam kompleks masjid Al-Aqsa.

Juru bicara pemerintah Yordania Jumana Ghneimat, pihaknya juga mengutuk provokasi Israel yang berlangsung di kompleks Masjid Al-Aqsa, termasuk penyerbuan situs oleh polisi Israel dan serangan terhadap jamaah warga Palestina dan pegawai Lembaga Wakaf.

"Praktek-praktek tercela seperti melanggar kesucian tempat suci ini, memprovokasi perasaan umat Islam di seluruh dunia, dan melanggar kewajiban hukum Israel sebagai kekuatan pendudukan di Yerusalem Timur," kata dia seperti dilansir Anadolu Agency, Sabtu (27/7).

Ghneimat menjelaskan, serangan Israel ke kompleks Masjid Al Aqsa merupakan pelanggaran konvensi internasional yang menekankan perlunya menghormati tempat-tempat ibadah. Puluhan warga Palestina terluka ketika pasukan Israel menyerbu kompleks masjid Al Aqsa dan menyerang jamaah.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk pelanggaran terhadap masjid Al Aqsa. Qatar menyebutnya sebagai tindakan barbar. Qatar juga meminta negara-negara Arab dan Islam serta komunitas internasional untuk berdiri bersatu menghentikan arogansi Israel.

Arogansi tersebut misalnya merusak kehidupan yang tidak bersalah, melanggar hak asasi manusia dasar untuk kebebasan beribadah, dan memprovokasi perasaan semua Muslim di seluruh dunia. Bagi Muslim, Al Aqsa mewakili situs ketiga tersuci dunia.

Kompleks Masjid Al Aqsa, yang juga menjadi tempat suci bagi kaum Yahudi, termasuk dari wilayah yang dirampas oleh Israel pada masa perang 1967 melawan Yordania. Pemerintah Yordania hingga kini masih menjadi pengurus masjid tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement