Kamis 02 Aug 2018 17:46 WIB

Anak-Anak Palestina Jadi Korban Kekejaman Israel

Tujuh anak Palestina dilaporkan tewas bulan lalu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto dokumentasi tanggal 14 Mei 2018 ini, petugas medis Palestina dan pengunjuk rasa mengevakuasi seorang pemuda yang terluka selama berlangsungnya protes di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, di sebelah timur Khan Younis, Jalur Gaza. Negara-negara Arab dengan tegas mengutuk pembunuhan lebih dari 50 warga Palestina pada Senin, 14 Mei 2018 dalam protes Gaza.
Foto: AP Photo/Adel Hana, File
Dalam foto dokumentasi tanggal 14 Mei 2018 ini, petugas medis Palestina dan pengunjuk rasa mengevakuasi seorang pemuda yang terluka selama berlangsungnya protes di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, di sebelah timur Khan Younis, Jalur Gaza. Negara-negara Arab dengan tegas mengutuk pembunuhan lebih dari 50 warga Palestina pada Senin, 14 Mei 2018 dalam protes Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Anak-anak Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Jalur Gaza terus menjadi korban kejahatan Israel. Selain haknya dilanggar, tak sedikit pula yang tewas akibat tindakan represif dan brutal Israel.

Koordinator Kemanusiaan PBB di Wilayah Pendudukan Palestina (OPT) Jamie McGoldrick, Kepala Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB di OPT James Heenan, dan Perwakilan Khusus UNICEF di Palestina Genevieve Boutin mengaku sangat prihatin atas laporan-laporan tentang anak-anak Palestina yang terluka dan terbunuh oleh Israel.

"Bulan (Juli) ini saja, tujuh anak Palestina tewas oleh peluru tajam dan tembakan dari Israel," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama, dikutip laman UN News pada Rabu (1/8).

photo
Anak-anak Palestina

Mereka secara khusus menyoroti aksi demonstrasi massal di perbatasan Gaza-Israel yang dilakukan sejak akhir Maret lalu. Lebih dari 150 warga Palestina di sana tewas akibat diserang pasukan keamanan Israel. Sebanyak 26 di antara korban tewas adalah anak-anak.

Menurut mereka tak sedikit pula anak-anak yang menjadi korban luka. Sejumlah anak-anak ini akan menderita cacat seumur hidup akibat amputasi dari anggota badan. "Ribuan orang membutuhkan bantuan psiko-sosial yang mendesak, perawatan medis khusus, dan dukungan untuk rehabilitasi," kata mereka.

Baca juga, Israel Tutup Sekolah Milik Pemerintah Palestina.

Kendati demikian, mereka tetap menyayangkan sikap kelompok Hamas yang seolah mendukung anak-anak di Gaza berpartisipasi dalam demonstrasi. "Anak-anak seharusnya tidak pernah menjadi sasaran kekerasan dan tidak harus menghadapi risiko kekerasan atau didorong untuk berpartisipasi dalam kekerasan," kata mereka.

Selain itu, ketiganya juga menyesalkan serangan balasan kelompok perlawanan Palestina di Gaza yang turut melukai beberapa anak Israel. Menurut mereka serangan itu telah menyebabkan anak-anak Israel mengalami ketakutan dan trauma.

"Kami menyerukan kepada Israel, Otoritas Palestina, dan Hamas di Gaza untuk menempatkan hak-hak anak di depan pertimbangan lain dan untuk mengambil langkah-langkah segera guna meringankan penderitaan mereka," kata McGoldrick, Heenan, dan Boutin.

Sejak akhir Maret, situasi di Jalur Gaza telah memanas, yakni ketika ribuan warga Palestina di sana menggelar demonstrasi di perbatasan Israel. Mereka menuntut Israel mengembalikan tanah yang telah direbutnya pascaperang Arab 1948. Massa pun menyuarakan kecaman terhadap Amerika Serikat (AS) yang memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.

Namun aksi itu direspons agresif oleh pasukan keamanan Israel. Gas air mata dan peluru karet ditembakkan ke kerumunan massa. Tak hanya itu Israel pun mengerahkan penembak jitu untuk membunuh warga di sana. Tindakan pasukan Israel menyebabkan lebih dari 150 warga Palestina di Gaza tewas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement