Kamis 16 Aug 2018 20:01 WIB

UNRWA Pastikan Sekolah Pengungsi Palestina Tetap Beroperasi

Sebelumnya UNRWA mengaku mengamali kekurangan dana setelah AS memotong bantuan.

Rep: Marniati/ Red: Gita Amanda
Seorang anak perempuan mengikuti pelajaran Alquran di Masjid Usman bin Affan, Khan Younis di Jalur Gaza, Palestina.
Foto: MOHAMMED SABER/EPA
Seorang anak perempuan mengikuti pelajaran Alquran di Masjid Usman bin Affan, Khan Younis di Jalur Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk para pengungsi Palestina (UNRWA) memastikan bahwa sekolah bagi para pengungsi Palestina akan tetap beroperasi. Meskipun Amerika Serikat (AS) memotong dana bantuan untuk UNRWA, sekolah dijadwalkan tetap akan dibuka pada 29 Agustus.

Awalnya, pembukaan kembali sekolah-sekolah ini sempat diragukan karena UNRWA mengeluh mengalami kekurangan dana. UNRWA mengaku tidak memiliki cukup dana untuk membayar 22 ribu guru di jaringan pendidikannya di Jalur Gaza, Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur, Yordania serta Suriah.

Dilansir Reuters, Kamis (16/8), UNRWA mengatakan siswa akan kembali ke 711 sekolahnya tepat waktu. Namun  UNRWA mengaku tidak memiliki cukup uang untuk membiayai siswa hingga satu tahun penuh sekolah. Pejabat PBB mengatakan UNRWA membutuhkan lebih dari 200 juta dolar AS dari kontributor lain untuk menutupi defisit setelah pemotongan bantuan AS.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Januari lalu bahwa dia akan mengurangi bantuan kepada orang-orang Palestina. Kecuali jika mereka bekerja sama untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian dengan Israel. Upaya perdamaian itu terhenti pada 2014.

Pada sesi yang diadakan secara khusus dari Komisi Penasihat UNRWA di Amman, Komisaris Jenderal Pierre Krahenbuhl mengatakan sejak awal tahun lembaga itu telah menerima 238 juta dolar AS dari kontributor tambahan.

"Kami saat ini hanya memiliki dana untuk menjalankan layanan agensi sampai akhir September. Kami membutuhkan lebih dari 217 juta dolar AS untuk memastikan bahwa sekolah kami tidak hanya terbuka tetapi dapat dijalankan hingga akhir tahun," kata Krahenbuhl dalam sebuah pernyataan.

UNRWA didirikan pada 1949 setelah perang Arab-Israel pertama. Ini menyebabkan 700 ribu orang Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka atau melarikan diri. UNRWA membantu sekitar lima juta pengungsi Palestina.

"Kami membayar orang-orang Palestina ratusan juta dolar per tahun dan tidak mendapat penghargaan atau rasa hormat. Mereka bahkan tidak ingin menegosiasikan perjanjian damai yang sudah lama ditunda dengan Israel," tulis Trump di Twitternya.

Reuters

Marniati

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement