Senin 27 Aug 2018 09:43 WIB

Menpar Israel Perintahkan Perbatasan Gaza Dibuka Kembali

Erez digunakan sebagai akses pergerakan orang antara jalur Gaza dan Israel.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Muhammad Hafil
Warga Palestina mengenakan makeup menyerupai karakter film Holywood Avatar dalam aksi menuntut 'Hak Kembali ke Tanah Air' di perbatasan Jalur Gaza dengan wilayah penjajahan Israel.
Foto: Ibraheem Abu Mustafa/Reuters
Warga Palestina mengenakan makeup menyerupai karakter film Holywood Avatar dalam aksi menuntut 'Hak Kembali ke Tanah Air' di perbatasan Jalur Gaza dengan wilayah penjajahan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengumumkan membuka kembali pintu gerbang penyebrangan Erez di jalur Gaza utara pada Senin (27/) waktu setempat.

"Keputusan ini karena ketenangan yang dipertahankan selama sepekan terakhir dan penurunan signifikan dalam pengamanan," kata dia seperti dikutip laman Haaretz pada Senin (27/8).

Lieberman menginstruksikan pembukaan kembali perbatasan itu, setelah berkonsultasi dengan Israel Defense Force (IDF), Shin Bet, Dewan Keamanan Nasional serta Koordinator bagi kegiatan pemerintahan di wilayah otoritas.

Gerbang Erez terletak di sepanjang bagian utara jalur Gaza. Erez digunakan sebagai akses pergerakan orang antara jalur Gaza dan Israel.

Israel baru-baru ini juga telah membuka kembali gerbang Karem Shalom yang merupakan akses penyebrangan komersial. Akses penyebrangan Karem Shalom dilintasi barang-barang seperti minyak, gas dan persediaan lainnya untuk dibawa ke daerah kantong.

Perlintasan perbatasan tersebut ditutup karena pemusuhan yang mebabi buta antara Israel dengan Palestina. Beberapa pekan lalu Israel selatan menjadi sasaran serangan roket terus menerus, oleh karenanya Israel menutup perlintasan itu.

Beberapa sumber di wilayah pertahanan mengatakan kepada Haaretz setelah penutupan penyebrangan. Mereka mengatakan, upaya itu adalah langkah simbolis yang tidak berdampak pada rutinitas sehari-hari di Gaza. Upaya itu juga untuk tidak mengagalkan perjanjian gencetan senjata dengan Hamas.

Dalam tujuh bulan pertama 2018, sebanyak 58.838 pergerakan dicatat, dengan rata-rata sekitar 336 per hari, ketika orang yang sama masuk dan keluar dua kali. Sekitar 60 persen orang yang menyeberang adalah pasien dan 30 persen lainnya adalah personil PBB, organisasi bantuan, diplomat dan jurnalis yang juga diizinkan untuk melanjutkan lewat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement