Jumat 14 Sep 2018 08:30 WIB

Lebanon Tolak Rencana Memukimkan Kembali Pengungsi Palestina

Lebanon menilai hak untuk pulang warga Palestina sangat suci.

Seorang warga Palestina memeriksa reruntuhan bangunan akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Jebaliya sebelah Utara Jalur Gaza.  (AP/Hatem Moussa)
Seorang warga Palestina memeriksa reruntuhan bangunan akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Jebaliya sebelah Utara Jalur Gaza. (AP/Hatem Moussa)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Menteri Luar Negeri Lebanon Jebran Bassil telah mengecam dugaan rencana AS memukimkan kembali pengungsi Palestina di negara Arab tetangga Palestina, demikian laporan harian Lebanon, Al-Joumhouria, Kamis (13/9).

Pernyataan Bassil dikeluarkan sebagai jawaban atas satu tweet dua hari sebelumnya oleh Menteri Intelijen Israel Yisrael Katz, yang mengatakan negara Arab menyambut baik rencana yang diduga disampaikan Presiden AS Donald Trump untuk memukimkan kembali pengungsi Palestina di Yordania, Suriah, Lebanon, dan Irak.

Di dalam tweet-nya, Katz tidak memberikan perincian lain mengenai usul yang diduga disampaikan AS tersebut. Ketika berbicara dengan Al-Joumhouriya pada Kamis, Bassil menekankan penolakan negaranya terhadap rencana semacam itu.

"Sekalipun seluruh dunia menerima pemukiman kembali (pengungsi Palestina), kami akan menolaknya. Seperti kami mengalahkan Israel dengan mengusir penguasa pendudukan (dari Lebanon Selatan pada 2000), kami akan mengalahkan proyek pemukiman kembalinya," kata Bassil.

"Hak untuk pulang sangat suci," tambah Bassil.

Ia merujuk kepada hak pengungsi Palestina untuk pulang ke rumah mereka di Palestina, yang bersejarah, tempat mereka terusir pada 1948 untuk memberi jalan bagi negara baru Israel. Lebanon saat ini menampung sebanyak 590 ribu pengungsi Palestina, dari sebanyak lima juta pengungsi di seluruh dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement