Selasa 13 Nov 2018 05:45 WIB

Palestina dan Israel Saling Berbalas Serangan Udara

Pihak Israel mengatakan sedikitnya 10 orang terluka

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Serangan Israel ke Gaza.
Foto: Abdullah Onim
Serangan Israel ke Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Warga Palestina di Gaza menembakkan sejumlah roket, bom mortir dan setidaknya satu rudal anti-tank ke Israel selatan pada hari Senin (12/11). Israel kemudian melancarkan serangan udara balasan, sehari setelah serangan Israel yang memicu pertempuran mematikan di wilayah itu.

Tiga orang bersenjata Palestina tewas dalam serangan udara, kata faksi mereka. Di sisi perbatasan Israel, sebuah peluru kendali menghancurkan sebuah bus, yang secara kritis melukai seorang tentara, dan menembaki paling tidak dua rumah, kata pihak berwenang.

Perang tersebut menimbulkan hambatan baru atas upaya Mesir, Qatar dan PBB untuk menengahi gencatan senjata jangka panjang antara Israel dan Hamas, kelompok Islamis dominan di Gaza. Kedua musuh telah berperang selama tiga dekade terakhir.

Pada hari Ahad (11/11), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia berharap untuk mencapai pengaturan untuk menghindari konflik lain dan mengurangi kesulitan ekonomi Gaza yang diblok Israel.

Amerika Serikat, yang upaya untuk membentuk perdamaian Israel-Palestina yang lebih luas terhenti pada tahun 2014, mengutuk Hamas karena hal ini.

"Kami berada dengan Israel karena membela diri terhadap serangan-serangan ini. Kekerasan ini mencegah bantuan nyata bagi rakyat Gaza."kata utusan AS Jason Greenblatt.

Di Israel selatan, rudal pencegat melesat di langit dan sirene terdengar selama apa yang dikatakan militer lebih dari 200 peluncuran roket dan mortir dari Gaza.

Pihak Israel mengatakan sedikitnya 10 orang terluka. Di Gaza, petugas medis mengatakan tiga orang terluka dan sebuah gedung universitas rusak.

Perbatasan itu dalam kondisi tenang sebelumnya pada hari setelah operasi penyamaran Israel yang gagal di Gaza menyebabkan pertempuran yang menewaskan seorang komandan Hamas, enam militan Palestina lainnya dan seorang kolonel Israel.

"Menanggapi kejahatan kemarin, komando gabungan dari faksi Palestina mengumumkan awal pemboman permukiman musuh dengan sejumlah roket," kata Hamas dalam pernyataan setelah pemakaman diadakan untuk militan.

Pada Ahad malam, warga Palestina menembakkan 17 roket ke Israel sebagai tanggapan terhadap serangan Israel dan serangan udara, yang dikatakan Hamas dimaksudkan untuk menutupi mundurnya sebuah mobil yang digunakan oleh pasukan komando Israel.

Tidak ada laporan cedera atau kerusakan di Israel dalam insiden pada hari Ahad. Namun militer mengatakan seorang letnan kolonel, yang diidentifikasi hanya sebagai "M", telah tewas dalam serangan itu dan seorang petugas lainnya terluka.

Kekerasan telah berkobar secara teratur di sepanjang perbatasan Israel-Gaza, sejak warga Palestina mulai protes pada 30 Maret untuk menuntut hak atas tanah yang hilang ke Israel dalam perang penciptaan negara tersebut pada tahun 1948.

Tembakan senjata Israel telah menewaskan lebih dari 220 warga Palestina sejak dimulainya demonstrasi, yang termasuk pelanggaran pagar perbatasan Israel.

Hamas mengatakan bahwa selama pertempuran hari Ahad, penyerang dalam kendaraan yang lewat melepaskan tembakan, menewaskan komandan lokal Nour Baraka, lima anggota lain dan seorang anggota komite Perlawanan Populer.

Dalam upaya nyata untuk meredakan ketegangan, juru bicara militer Israel mengatakan pasukan khusus belum dikirim untuk membunuh komandan Hamas. Ini merupakan sebuah taktik yang menyebabkan konflik yang lebih luas di masa lalu dan yang sebagian besar telah ditinggalkan. Laporan media Israel menilai serangan itu dipasang untuk mengintai.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement