Rabu 14 Nov 2018 11:52 WIB

Serangan di Gaza Berhenti

Mesir mengusahakan mediasi hingga menjadikan garis depan Gaza relatif aman.

Warga melintasi bangunan yang hancur akibat serangan Israel ke Kota Gaza, Rabu (12/11).
Foto: AP/Hatem Moussa
Warga melintasi bangunan yang hancur akibat serangan Israel ke Kota Gaza, Rabu (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kalangan militan Palestina dan Israel menahan diri untuk tidak saling melancarkan serangan pada Selasa (13/11) setelah Mesir mengusahakan mediasi hingga menjadikan garis depan Gaza relatif aman. Israel melancarkan serangan udara ke Gaza. Warga militan dari Gaza membalas dengan menembakkan roket-roket ke wilayah Israel.

Serangan-serangan tersebut menjadi serangan paling ganas sejak perang 2014. Pertempuran berhenti pukul 17.00 waktu setempat (pukul 23.00 WIB).

Baca Juga

Seorang pejabat Palestina yang memberikan taklimat mengenai perundingan mengatakan faksi-faksi Gaza menghentikan serangan sebagai bagian dari perjanjian yang diusulkan Mesir. Para pejabat Israel membenarkan Kairo terlibat dalam pengaturan pada Selasa.

Sejak Senin, serangan-serangan udara Israel telah menewaskan tujuh warga Palestina, dan menghancurkan beberapa bangunan yang digunakan Hamas. Serangan-serangan roket dari Gaza menyebabkan warga di bagian selatan Israel pergi ke tempat-tempat perlindungan. Serangan melukai puluhan orang dan membunuh seorang buruh asal Palestina dari Tepi Barat yang dijajah Israel.

Pertempuran itu dipicu penyusupan komando Israel ke wilayah Gaza pada Ahad. namun, gelombang kekerasan dipicu oleh penderitaan ekonomi yang dialami Jalur Gaza. Israel memblokade wilayah kantong itu dengan harapan mengucilkan Hamas yang disebut Barat sebagai kelompok teroris.

Penyerangan oleh Israel dan balasan Palestina merupakan insiden paling ganas sejak perang Gaza 2014, ketiga antara Israel dan Hamas dalam satu dekade sebagai bagian dari konflik Israel-Palestina yang lebih luas. Dalam perang 50 hari itu, lebih dari 2.100 warga Palestina tewas, sebagian besar warga sipil. Sementara di pihak Israel, 65 tentara Israel dan tujuh warga sipil tewas.

Komando bersama faksi-faksi bersenjata Palestina di Gaza mengatakan dalam pernyataan pada Selasa, mereka akan mematuhi gencatan senjata sepanjang musuh Zionis melakukan hal yang sama. Hamas, yang telah memerintah wilayah pesisir itu sejak 2007, mengaku meraih kemenangan. Juru bicara Abdel Latif Al-Qanoua mengatakan para warga militan telah memberi pelajaran keras bagi musuh dan membuat mereka mempertanggungjawabkan kejahatan yang dilakukannya.

Menteri Keamanan Israel Yuval Steinitz menyatakan, setelah perdebatan kabinet yang berlangsung beberapa jam, dia mengetahui tak ada gencatan senjata resmi. Sebaliknya, dia mengatakan kepada Ynet TV, Israel telah mendaratkan pukulan keras dan tak disangka-sangka atas Hamas dan kelompok-kelompok teroris di Gaza.

"Kami akan lihat apakah hal itu akan cukup atau akan diperlukan lagi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement