Jumat 16 Nov 2018 13:07 WIB

UNRWA Tutupi Kekurangan Dana untuk Palestina

AS memangkas bantuannya untuk UNRWA hingga 300 juta dolar AS.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
UNRWA
Foto: www.prc.org.uk
UNRWA

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Lembaga bantuan PBB untuk pengungsi Palestina  (UNRWA) berhasil menutupi kekurangan anggaran akibat pengurangan dana bantuan oleh Amerika Serikat (AS). AS mengurangi bantuannya untuk UNRWA hingga 300 juta dolar AS.

Pemerintah Trump memotong bantuan untuk UNRWA pada  Januari setelah pemungutan suara Majelis Umum PBB yang menolak pengakuan Washington atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Menurut Direktur UNRWA Pierre Kraehenbuehl, sejak keputusan Trump, Uni Eropa telah menjadi donor tunggal terbesar UNRWA. Jepang juga telah meningkatkan bantuannya. Sementara empat negara Teluk  yakni Arab Saudi, Qatar, Kuwait dan Uni Emirat Arab telah menyumbang  200 juta dolar AS.

Kraehenbuehl mengatakan 2018 merupakan tahun yang sangat sulit bagi UNRWA karena pemotongan dana bantuan  AS. UNRWA menjalankan sekolah dan klinik bagi 5,4 juta warga Palestina di seluruh Timur Tengah, termasuk di Gaza dan Tepi Barat.

Pada awal 2018 UNRWA mengalami  kekurangan sebesar 146 juta dolar AS  dalam anggaran yang direncanakan sebesar 1,2 miliar dolar AS. Kekurangan dana meningkat menjadi  446 juta dolar AS setelah keputusan Trump.

Baca juga,  Uni Eropa Tegaskan Dukungan untuk UNRWA.

Hal ini memaksa Kraehenbuehl untuk mencari bantuan dana  dari negara lain dan donor sektor swasta. "Kami memutuskan untuk tidak duduk dan mengeluh tetapi  meluncurkan kampanye global yang disebut dignity is priceless, dan itu benar-benar memobilisasi komunitas internasional," katanya.

Hingga saat ini, UNRWA telah memperoleh dana tambahan sebesar 382 juta dolar AS. Ini artinya UNRWA masih mengalami kekurangan dana sebesar 64 juta dolar AS.

"Dan kami masih berhubungan dengan sejumlah negara; kami berharap bahwa kekurangan ini akan berkurang lebih lanjut dalam beberapa pekan , "kata Kraehenbuehl.

Dia menambahkan bahwa dana yang dimiliki UNRWA saat ini setidaknya  mewakili PBB secara keseluruhan. Tetapi donatur baru harus benar-benar berkelanjutan agar pendanaan UNRWA untuk tahun-tahun mendatang tetap terjamin.

Dukungan Trump pada Desember yang mengakui Yerusalem sebagai ibukoto Israel menimbulkan kecaman universal dari para pemimpin Arab dan dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement