Selasa 04 Dec 2018 14:40 WIB

Israel Luncurkan Operasi Militer di Terowongan Hizbullah

Operasi militer tidak akan meluas ke Lebanon.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Prajurit Hizbullah.
Foto: www.naharnet.com
Prajurit Hizbullah.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel telah meluncurkan operasi militer ke terowongan dekat perbatasannya dengan Lebanon. Operasi itu diumumkan pada Selasa (4/12) oleh militer Israel di Twitter.

Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan, operasi hanya akan berlangsung di sisi perbatasan Israel dan tidak akan meluas ke Lebanon. Operasi tersebut bertujuan untuk mengekspos dan menetralkan terowongan yang diduga dibuat oleh kelompok Hizbullah.

"Kami melihat kegiatan Hizbullah sebagai pelanggaran mencolok dan terang-terangan terhadap otoritas Israel," kata Conricus.

Dalam sebuah cicitan, juru bicara militer Israel lainnya, Avichay Adraeez, mengatakan pemerintah Lebanon bertanggung jawab atas pembuatan terowongan. Menurutnya, terowongan-terowongan tersebut membahayakan warga negara Lebanon itu sendiri.

Hizbullah sementara belum menanggapi operasi militer tersebut. Pada 2006, Hizbullah dan Israel juga pernah berperang di wilayah perbatasan. Lebih dari 1.100 warga Lebanon, sebagian besar warga sipil, dan 159 warga Israel, tewas.

Selama perang itu, kelompok Hizbullah berhasil mengambil tanah invasi Israel di Lebanon selatan dan menyerang sasaran militer dan sipil. Mereka menghancurkan dukungan internal Israel untuk perang dan memacu dukungan regional untuk keberhasilan militer Hizbullah melawan tentara negara itu.

Sejak itu, Hizbullah telah menjadi salah satu aktor pendukung utama dalam perang di Suriah dan ketegangan dengan Israel tetap meninggi. Selama perang, Israel telah menargetkan konvoi senjata Suriah dan Hezbollah pada beberapa kesempatan dalam upaya untuk memblokir upaya Iran untuk mentransfer senjata ke kelompok tersebut. Sejak dimulainya perang itu, lebih dari 200 serangan dilakukan oleh Israel.

Israel menuduh Iran mendukung Hizbullah dengan bantuan uang dan senjata untuk melanjutkan pertempuran di Suriah dan mempertahankan kekuasaannya di Lebanon.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement