Kamis 06 Dec 2018 09:20 WIB

Perempuan di Israel Lakukan Aksi Mogok Massal

Pemerintah Israel diminta menambah anggaran penanganan kekerasan terhadap perempuan

Dua perempuan yang merupakan anggota tentara Israel.
Foto: EPA/JIM HOLLANDER
Dua perempuan yang merupakan anggota tentara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kaum Perempuan di Israel pada Selasa (4/12) menggelar pemogokan di seluruh negeri tersebut untuk memprotes kekerasan terhadap perempuan. Pemogokan itu dipicu oleh pembunuhan dua anak perempuan pekan lalu, sehingga jumlah perempuan dan anak perempuan yang tewas jadi 24 di Israel tahun ini.

Aksi mogok yang dinamakan 'Bendera Merah', kemitraan kelompok 50 perempuan, menyelenggarakan pemogokan tersebut. Mereka menyampaikan tuntutan kepada pemerintah agar mengalokasi 250 juta shekel (sekitar 67 juta dolar AS) buat lima tahun untuk menanggulangi kekerasan terhadap perempuan.

Media lokal melaporkan bahwa perempuan di seluruh negeri tersebut untuk tetap tinggal di rumah dan tidak bekerja atau ikut dalam serangkaian protes sepanjang hari itu, kata Xinhua dalam laporannya, Rabu (5/12).

Lebih dari 300 perusahaan besar dan lembaga publik mengumumkan dukungan mereka dalam perjuangan tersebut dan mengatakan mereka akan mengizinkan pegawai lelaki dan perempuan untuk ikut mogok.

Pada pagi hari, pertemuan terbuka diselenggarakan di puluhan perimpangan utama dan jalan bebas hambatan, termasuk di jalan masuk ke Jerusalem. Beberapa jalan dicat dengan cat merah untuk melambangkan darah pada korban.

Pada Selasa (4/12) malam, puluhan ribu perempuan diperkirakan ikut dalam pawai terbuka di Bundaran Rabin di bagian tengah Tel Aviv. "Pembunuhan dua perempuan muda pekan lalu, Yara Ayoub (16) dan Silvana Tsegai (13), memaksa kami turun ke jalan," kata penyelenggara pertemuan terbuka tersebut.

"Kami mogok sebab pembuat keputusan harus menyadari bahwa tindakan diperlukan, bukan kata-kata kosong," tambah mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement